"Ya udah deh kalau gitu, aku tak ke pasar sebentar, biar nanti nggak usah reot belanja lagi, Mbak Saidah mau nitip nggak? " tanya teman Mbak Saidah seraya keluar dari rumah.Â
"Enggak Mbak, saya tadi sudah belanja, ini mau masak, "
Setelah tamunya pergi Mbak Saidah segera bergabung dengan Bu Romlah dan Rani kembali yang masih duduk di taman  sambil mengupas kentang.Â
"Tamumu kenapa Mbak Saidah? " tanya Rani.Â
"Itu Mbak Rani, dia mengeluh udah bangun pagi malah jadwalnya diganti. Salah sendiri nggak angkat telpon waktu mau aku kabarin, chat juga nggak dibaca, "
"Sibuk mungkin Mbak, "
"Mungkin saking semangatnya mau pergi jadi buru-buru nggak pegang HP, lagian bangun jam 5 aja dibilang pagi, lah kita orang muslim mah sebelum shubuh juga udah bangun kan ya, " ucapnya panjang lebar. Rani dan Bu Romlah saling pandang, pasalnya tadi pagi, Mbak Saidah bngun jam setengah 6.
'Mungkin pagi tadi kecapaian habis pindahan, ' ucap Rani dalam hati mencoba berpikir positif.Â
'Memang benar nih orang, sein kiri belok kanan, ' batin Bu Romlah
***
Hari-hari setelahnya, di kontrakan Bu Marta berjalan seperti biasa. Damai, dan masing-masing penghuni menjalankan perannya sesuai profesinya. Rani dengan usaha kroket nya, Bu Romlah yang jualan baju PLnya, serta Mbak Saidah jualin barang kw 2, kadang juga yang ori tapi bekas.Â