Mohon tunggu...
Wasiat Kumbakarna
Wasiat Kumbakarna Mohon Tunggu... karyawan swasta -

melihat sesuatu dengan lebih cerdas dan tenang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Indonesia Bukan Atlantis! (sebuah Anekdot)

25 April 2013   13:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:37 2061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seorang pengembara dari sebuah negeri di daratan Eropa menaiki sebuah kapal dagang yang cukup besar yang akan melakukan perjalanan cukup jauh ke arah timur. Tom nama pengembara tersebut ikut pelayaran kali ini untuk menjelajah dunia. Dia ingin mengikuti jejak Plato sang penjelajah.

Dahulu kala Plato gagal menemukan Atlantis, tanah surgawi nan indah tiada tanding. Katanya, tanah yang indah bak di negeri dongeng itu berada di sebela timur dari an Eropa. Itulah mengapa Tom ingin berlayar menuju arah timur untuk melihat keindahan surgawi yang disebut-sebut Plato.

Pada dasarnya Tom senang menjelajah dan menemukan pengalaman-pengalaman baru. Ia ingin merekam keindahan negeri Atlantis seperti yang diceritakan Plato, dalam tulisannya. Tak hanya keindahan, Plato juga menceritakan betapa majunya peradaban negeri Atlantis, dan Tom ingin menjadi saksi kemajuan peradaban Atlantis itu.

Tahukah kamu, seperti diceritakan Plato, Atlantis terhampar di seberang pilar-pilar Herkules. Atlantis memiliki angkatan laut yang mampu menaklukkan Eropa barat dan Afrika sekitar tahun 9500 SM. Setelah gagal menyerang Yunani, gempa bumi dan gunung meletus membuat Atlantis tenggelam ke dalam samudra hanya dalam waktu satu hari satu malam.

Soal keindahan alam, Atlantis kata Plato seperti surga. Bunga-bunga berjuta warna bertebaran dimana-mana, menyelingi hijaunya pepohonan yang rimbun. Diselingi oleh suara burung dan berbagai binatang hutan yang memanjakan telinga, Atlantis adalah tempat yang sangat cocok bagi yang mencintai keindahan. Sungguh indah, tiada tara Atlantis.

Singkat cerita, perlahan kapal yang ditumpangi Tom mulai mendekatis ebuah gugusan pulau-pulau di timur. Namun selanjutnya yang terjadi adalah di luar dugaan. Tiba-tiba angin bertiup kencang. Alun mulai bergelombang besar, kapal sedikit tergoncang, keganjilan ini dirasakan oleh semua penumpang dan nakhoda kapal.

Tak lama tiupan angin berubah jadi badai yang cukup besar. Ombak menghempas dan mengenai dinding kapal, penumpang histeris, tak terkecuali Tom. Terasa dek kapal berderit nakhoda dan semua awak bekerja keras tapi tidak membuahkan hasil sama sekali.

Kapal mulai oleng ditengah deru badai dan gulungan ombak, keadaan semakin genting ketika sebuah ombak besar menerjang kapal dari samping, keseimbangan kapal tidak bisa dipertahankan dan tergolek dan pecah berkeping disusul tautan ombak yang memecah ditengah jeritan.

Hening sejenak setelah itu.

Tom terbangun dengan kepala yang masih sakit dengan pandangan mata yang masih kabur. Namun dia berusaha bangkit menguasai diri dan memuntahkan sisa air laut yang belum sampai keginjal.

Pandangannya menerawang berkeliling, terlihat tumpukan sampah berupa limbah plastik, daun bungkusan nasi dan onggokan kain yang beraneka corak dan bentuknya. Sepertinya sampah ini sengaja dibuang oleh pengunjung tempat ini serta orang-orang sekitar yang tidak peduli dengan kebersihan lingkungannya.

Tom bingung dimanakah gerangan ia berada sekarang? Namun terlintas dibenaknya bahwa gurunya pernah berkata: “Jika engkau menemui tumpukan sampah yang banyak, baik organik maupun anorganik, di tempat umum atau di tempat tinggal sekelompok orang, berarti kamu sedang berada di suatu negeri yang bernama INDONESIA!”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun