Mohon tunggu...
Warsan Wahyudin
Warsan Wahyudin Mohon Tunggu... Penulis - MAHASISWA

Menulis sebagai upaya mengungkapkan pikiran, pengetahuan, gagasan, dan pengalaman hidup pengarang dalam bahasa tulis (Suyitno). Sampurasun 🙏 @warsan_wahyudin

Selanjutnya

Tutup

Diary

Sihir dan Keadilan

2 Mei 2023   14:11 Diperbarui: 8 Mei 2023   10:58 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam beberapa kasus sihir yang saya hadapi dari semenjak lulus dari bangku SMA, sihir adalah suatu kejahatan dengan cara halus melalui penculikan Sukma hingga raga tak bisa menahan merasakan kesakitan. Dari kasus pertama ada seorang ibu-ibu yang iri terhadap usaha orang lain, seorang ibu itu bertindak Dengan membayar dukun. Lalu, dukun tersebut mengirimkan kuntilanak hitam serta rambut dan kukunya tak tertandingi begitu panjang. Bisa dibilang sihirnya ringan karena tidak menyentuh Sukma seseorang dan sihir ini hanya 1 tahun.

Dari kasus kedua, berawal dari kisah mudanya seorang ibu yang menyakiti hati orang lain dan diserang oleh sihir selama 15 tahunan sampai c ibu tersebut lumpuh total dan setengah sadar dan tidak. Sukma ibu itu selalu menangis kesakitan dan tak berdaya, karena sukmannya berada di dalam peti dan di rantai. 

Tidak hanya itu, ada penjagaan yang ketat dan menyeramkan yang membawa senjata. Ini sihir yang sangat berat, karena sudah menyebabkan lumpuh total dan setengah sadar. Dari beberapa kasus tersebut sihir biasanya gejala sakit secara umum, seperti demam, sakit kaki, pegal-pegal dan sakit kepala. Dan sihir juga membutuhkan waktu yang lama seperti satu tahun dan bahkan 15 tahun atau lebih. Semakin dibiarkan sihir tersebut, makin menggerogoti raga manusia tersebut.

Keadilan adalah dasar utama segala persoalan, ia harus ditegakkan terhadap yang benci sekalipun.  Tentunya dari kasus-kasus sihir yang tidak terlihat oleh semua manusia, Allah SWT akan mengadili perkara tersebut dengan seadil-adilnya. Rasa sakit yang dirasakan oleh yang ia benci, harus sebanding rasa sakit tersebut kepada penyihir (santet).  Dipengadilan Akhiratlah semua manusia akan diadili dari perkara kecil hingga besar. 

Sering terjadi "Mata Peda" yang menghakimi satu perkara tanpa mengetahui adanya sihir. Mata peda sering disebut yang berfokus melihat fenomena-fenomena apa yang ia lihat tapi tidak dengan hal ghaib. Maka dari itu, saya membiarkan orang tersebut sejauhmana ia menghibahkannya, yang saya lawan adalah sihirnya bukan ghibannya. sihir memang tidak semua orang tahu dan hanya orang-orang tertentu. Proses pengerjaannya sihirnya pun membutuhkan waktu yang cukup lama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun lamanya.  Bisa jadi orang yang disihir adalah ujian dari Allah SWT untuk bersabar dan mengingat Allah SWT. 

Bisa jadi penyihir juga mendapatkan ujian dari Allah SWT sejauhmana rasa dendam terhadap seseorang dan lupa sama Allah SWT. Cukup Allah SWT yang mengetahui segala rahasia ghaib, dengan begitu semoga dibales seadil-adilnya. Dan semoga Allah SWT memberikan saya kesehatan selalu dan umur yang panjang yang diridhoi oleh Allah SWT. Amin..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun