Mohon tunggu...
Waroeng Semawis
Waroeng Semawis Mohon Tunggu... -

www.WaroengSemawis.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Sejarah Waroeng Semawis

9 Agustus 2014   00:23 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:01 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1407493339309190992

Waroeng Semawis lahir bersamaan dengan peringatan 600 tahun pendaratan Cheng Ho (Zheng He) atau Sam Poo Kong tahun 2004 di kota Semarang, awalnya diselenggarakan dengan sebutan 'Pasar Imlek Semawis' pada saat tiga hari menjelang Imlek saat itu. Sehingga hingga saat ini nama Waroeng Semawis disebut juga sebagai Pasar Semawis, sebuah penamaan yang memang menggambarkan nuansa tempat tersebut sebagai 'pasar'.

Pasar Imlek merupakan tradisi berbelanja segala macam kebutuhan menjelang Tahun Baru Imlek yang ketika itu telah dinyatakan sebagai Hari Libur Nasional atas prakarsa Presiden Abdurrahman Wahid. Pada selang dua tahun kemudian, Waroeng Semawis menjadi acara tetap yang hadir di kawasan Pecinan kota Semarang pada hari-hari akhir pekan.

Kata 'Semawis' sendiri  merupakan kosakata bahasa Jawa halus (kromo inggil) untuk sebutan kota Semarang, namun juga dijadikan akronim sebagai 'Semarang untuk Pariwisata' oleh penyelenggara Waroeng Semawis, yaitu Kopi Semawis (Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata). Dibuka setiap hari Jumat, Sabtu, dan Minggu pada pukul 18.00 hingga 23.00 WIB, Waroeng Semawis menempati lokasi pada Jalan Gang Warung di daerah Pecinan kota Semarang.

Bagi pengunjung yang masing asing dengan wilayah Semarang, dapat mencari lokasi Waroeng Semawis ini dengan mencari Jalan Gajah Mada untuk kemudian menuju perempatan Jalan Depok untuk ke arah Jalan Wahid Hasyim (daerah Kranggan) hingga tepat di depan gerbang besar gaya Tionghoa bertuliskan “Pecinan Semarang” dimana kendaraan dapat diparkirkan disana. Alternatif lainnya dari Jalan Gajah Mada adalah menuju ke  Jalan Wotgandul Barat, lalu melalui Jalan (daerah) Plampitan, Jalan Wahid Hasyim (daerah Kranggan), untuk kemudian memarkirkan kendaraan di Jalan Beteng. Jalur lain adalah lewat Pasar Johar atau Jurnatan, kemudian masuk lewat jalan Pekojan untuk kemudian memarkirkan kendaraan di jalan Gang Pinggir. Setiap akhir Minggu malam saat Waroeng Semawis digelar, beberapa jalan di Pecinan ditutup salah satu ujungnya, yaitu jalan Gang Besen, Gang Tengah, Gambiran, Gang Belakang, dan Gang Baru. Jalan-jalan tersebut dapat digunakan untuk parkir kendaraan pengunjung Waroeng Semawis.

Karena letaknya di tengah kawasan Pecinan maka Waroeng Semawis dikelilingi oleh bangunan-bangunan lama yang menambah suasana eksotis. Dari sebelas kelenteng besar di Semarang, sepuluh di antaranya terletak di kawasan Pecinan ini, ditambah Kelenteng Sam Poo Kong yang terletak di luar kawasan Pecinan, yaitu di daerah Simongan. Sepuluh kelenteng di kawasan Pecinan tersebut adalah Hoo Hok Bio, Siu Hok Bio, Tay Kak Sie, Kong Tik Soe, Tong Pek Bio, Liong Tek Hay Bio, Hok Bio, See Hoo Kong, Wie Wie Kiong, dan Kelenteng Grajen; dimana masing-masing memiliki nilai dan sisi historis tersendiri.

[ www.WaroengSemawis.com ]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun