Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Aku dan Sang Waktu] Tongkat Komando Sang Proklamator

25 Juli 2020   19:01 Diperbarui: 1 Agustus 2020   19:21 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar Aku dan Sang Waktu_Tongkat Komando Sang Proklamator_Gambar diolah dari berbagai sumber oleh Warkasa1919

Di depan Makhluk-makhluk ciptaanmu, di hadapan Lelaki tua di depanku ini, Aku semakin sadar, bahwa sesungguhnya Aku ini hanyalah satu dari sekian banyak makhluk ciptaanmu yang begitu lemah di hadapan-Mu.

Tiada daya dan upaya tanpa pertolonganmu ya Allah..

Demi waktu yang telah Engkau ciptakan sebagai pengiring putaran roda-roda kehidupan, disuatu tempat yang tidak terjangkau gelapnya malam dan terangnya cahaya siang, Aku berdiri tegak menatap kehidupan.

Ya Allah engkau adalah Tuhan yang menggenggam waktu dan kehidupan. Padamu Sang pemilik kehidupan dan kematian. Padamu yang telah memperjalankanku menembus ruang dan waktu tanpa halangan, melintasi langit, bumi dan lautan serta membukakan 'hijab' dari tabir misteri kehidupan dan kematian di sepertiga malam. Kuserahkan hidup dan matiku hanya kepadamu Ya Rabb.

"Bawalah "Mustika Kalimosodo" ini ke masa depan, pergunakan Tongkat Komando milik Sang Proklamator ini untuk menengahi pertikaian antara dua kelompok besar yang di masa depan tengah bertarung hebat memperebutkan kursi kekuasaan. Pergilah, sebelum Negara besar yang bernama Indonesia itu hancur berantakan akibat perang saudara karena beda pilihan." Lelaki tua berwajah teduh di depanku itu tersenyum sambil menyodorkan tongkat kayu di tangannya ke arahku.

Aku tersentak, percakapan antara hatiku dan Sang Pemilik kehidupan terhenti saat mendengar Lelaki tua di depanku ini kembali berkata padaku. 

Walau sedikit ragu, tapi setelah melihat Wanita cantik yang mengenakan Kebaya pengantin berwarna hijau daun serta mengenakan Mahkota kecil di kepalanya itu menganggukan kepalanya sambil tersenyum ke arahku, segera kusambut uluran tangan Sunan Kalijaga yang memberikan Tongkat Komando milik Sang Proklamator itu kepadaku.

Catatan : Cerita ini hanya fiksi belaka, jika ada kesamaan Foto, nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan. Artikel ini sudah tayang dalam versi lainnya di Secangkirkopibersama.com.


Bahan bacaan: 1, 2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun