Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Agar Tidak Seperti Amerika, Mari Tetap Ajarkan Anak-anak Kita untuk Menghormati Keberagaman

4 Juni 2020   18:35 Diperbarui: 4 Juni 2020   23:06 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh today.line.me

Sebelum kita membahas aksi unjuk rasa bertajuk "I Cant Breathe" yang saat ini terjadi di Amerika Serikat, ada baiknya kita melihat kebelakang sejenak. Di awal abad ke-18 dan 19. Perbudakan memang pernah terjadi dan dilaksanakan disana, saat itu Amerika masih menjadi daerah jajahan Britania. 

Saat itu kebanyakan orang yang menjadi budak adalah orang-orang berkulit hitam. Kebanyakan pemilik budak itu adalah orang-orang berkulit putih, meskipun ada juga beberapa penduduk asli yang berkulit hitam juga memiliki budak, sehingga saat itu ada juga budak yang berkulit putih, tapi jumlahnya sangat sedikit, tidak sebanyak yang berkulit hitam. 

Saat itu kanyakan para budak dijadikan "mesin" untuk pertanian disana. Dan perbudakan baru benar-benar berakhir di seluruh wilayah Amerika Serikat pada bulan Desember 1965. 

 

Tapi walau era perbudakan telah berakhir, tapi hingga saat ini masih ada sebagian kalangan di Amerika yang merasa bahwa warna kulit mereka itu lebih baik dari warna kulit lainnya. Dan itu menjadi semacam pembeda status dan golongan di kalangan mereka. Dan jika pola pikir sempit seperti itu terus dibiarkan, maka kerusuhan akibat suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) disana, bisa dipastikan akan terus terjadi kedepannya.

Belajar dari kasus-kasus kerusuhan yang terjadi akibat gesekan antara suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Sebagai negara besar yang majemuk seperti Indonesia, maka sudah tidak lagi bisa ditawar, selain memajukan mutu pendidikan yang ada. Pendidikan multikultural harus mulai kita terapkan sedini mungkin di negara kita, memberikan ruang dan memperlakukan secara adil masyarakat minoritas sebagaimana kelompok mayoritas lainnya dan itu mungkin adalah salah satu upaya kita untuk menekan perasaan-perasaan sentimen yang timbul di tengah-tengah masyarakat kita yang majemuk ini.

Bangsa Indonesia harus belajar dari kasus-kasus yang terjadi seperti di Amerika dan tempat-tempat lainnya di dunia. Dan untuk mencegah hal-hal seperti ini terjadi di negara kita, pendidikan multikultural harus mulai diajarkan sejak Sekolah Dasar (SD), hal ini berguna untuk menanamkan nilai-nilai kemajemukan dalam berbudaya dan bermasyarakat kita. Agar sikap dan kebiasaan yang selalu mempersoalkan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) dikemudian hari tak lagi ada di negara kita.


Bahan bacaan:  Satu, Dua, Tiga, Empat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun