Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Wanita di Penghujung Malam

19 Juni 2018   23:30 Diperbarui: 11 Desember 2018   18:33 1839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Bang..” tiba-tiba wanita berkulit hitam manis itu memanggilku, aku berhenti, sedikit tegang ku jawab. Iya kak, ada apa? jawabku kaku, antara takut di marahi hingga ingat mimpi yang barusan kualami sebelum ke Kamar Mandi.” Maaf, kalau gak keberatan, dan belum ngantuk, ada yang mau kakak tanyakan sama abang.”Katanya lagi, membuatku makin merasa kurang nyaman saat ini. Ooh,,boleh. kataku lagi sambil menuju salah satu kursi panjang di sebelah tempatnya shalat barusan, aku sengaja duduk di sini karena lampu ruang makan tempat aku dan suaminya duduk siang tadi dalam kondisi mati, kulihat lampunya memang sengaja di matikan ketika rumah makan ini sudah tutup.

Di antara Etalase dan ruang tengah tempat penghuni rumah makan ini biasa menonton televisi, ada  dua kursi panjang yang saling berhadapan menghadap meja panjang yang semuanya terbuat dari kayu, bisa di duduki dua hingga empat orang diatas kursinya.

“Terima kasih, tunggu sebentar ya..” Katanya lagi, sambil tersenyum ke arahku yang lagi duduk di salah satu kursi panjang menunggunya. Setelah melipat sejadah, dia masuk kedalam kamarnya, dan ketika keluar dari kamar, kulihat dia sudah mengganti mukena yang dikenakan nya barusan dengan kerudung panjang berwarna hitam, dan langsung menuju ke dapur tanpa menghampiriku di sini. Kudengar, sepertinya dia sedang membuat sesuatu di dapur sana. Mungkin karena sedikit tegang, dan bertanya-tanya, apa yang membuat wanita berkulit hitam manis ini memanggil dan ingin bertanya sesuatu padaku di tengah malam begini, aku merasa begitu lama sekali menunggu kedatangannya di tempat ini.

**

DATANG DARI DAPUR, meletakan segelas kopi susu di hadapanku. Bagaimanapun, aku merasa sungkan dengan kondisi saat ini, di buatkan kopi dan hendak di ajak ngobrol berdua oleh seorang Wanita yang aku tau suaminya saat ini sedang tertidur pulas di dalam kamarnya.

Tunggu sebentar ya kak, aku mau ambil rokok dulu di kamar. Cuma itu kata yang sanggup ku-ucapkan pada wanita berkulit hitam manis yang saat ini telah duduk di depanku itu.”Iya.”Jawab-nya sambil menganggukan kepalanya padaku.

Aku berjalan menuju ke kamar dengan banyak pertanyaan di benakku. Setelah mengambil Rokok di atas meja, aku segera menuju ke Ruang makan, menyalakan sebatang rokok, lalu duduk di kursi yang tadi ku duduki. Aku bingung mau ngomong apa di hadapan wanita berkulit hitam manis ini, akhirnya. Kuputuskan untuk menunggunya, biar dia yang mulai bertanya lebih dulu, baru nanti akan kujawab sebisaku.

“Bang..” Suara wanita itu terdengar pelan di telingaku, kutatap wajah naturalnya, terlihat cantik dan tidak ada aura kemarahan di situ. Berarti dia tidak marah dengan kejadian barusan.”Kakak barusan Shalat istikharah untuk meminta petunjuk, dan setelah selesai Shalat hati kakak merasa yakin bahwa memang abang lah orangnya!”

Deg..hampir saja cangkir kopi dalam genggaman-ku terlepas jatuh mendengar kata-kata wanita berkulit hitam manis ini barusan. Apa maksudnya bahwa aku adalah orangnya? Ketemu saja baru sekali ini. Tapi aku coba sabar, diam dan menunggu kata-kata berikutnya.

Menurut Wikipedia bahasa Indonesia; Salat Istikharah adalah salat sunnah yang dikerjakan untuk meminta petunjuk Allah oleh mereka yang berada di antara beberapa pilihan dan merasa ragu-ragu untuk memilih atau saat akan memu-tuskan sesuatu hal. Spektrum masalah dalam hal ini tidak dibatasi. Seseorang dapat salat istikharah untuk menentukan di mana ia kuliah, siapa yang lebih cocok menjadi jodohnya atau perusahaan mana yang lebih baik ia pilih. Setelah salat istikharah, maka dengan izin Allah pelaku akan diberi kemantapan hati dalam memilih.

“Mungkin abang sudah mendengar cerita dari suami kakak tentang siapa kakak, sampai masalah rumah tangga kami tadi..” Suara wanita berkulit hitam manis itu kembali terdengar sambil tersenyum menatapku. jujur saja saat ini aku sedikit canggung dengan nya. Di mana aku dan wanita berkulit hitam manis ini ngobrol berdua di sepertiga malam seperti ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun