Mohon tunggu...
Paulus Waris Santoso
Paulus Waris Santoso Mohon Tunggu... lainnya -

aku suka pelangi. dia suka memberi rasa. rasa akan hidup yang beraneka warna. warna-warna indah kebijaksanaan. pelangi kebijaksanaan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

GPS Kehidupan

25 Maret 2010   04:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:12 2561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_101938" align="alignleft" width="300" caption="ilustrasi diunduh melalui www.images.google.com.au"][/caption] Bagi kebanyakan orang GPS atau Global Positioning System bukanlah hal yang asing. Bahkan banyak orang sangat tergantung pada benda ini. Benda kecil ini akan membantu perjalanan kita. Asal kita tahu alamat yang hendak dituju, pasti kita sampai tujuan.

Ada berbagai bentuk GPS. Mulai dari yang sederhana hingga yang super canggih. Ada yang bisa menunjukkan berbagai keterangan dan alternative atau yang hanya sekadar panduan panah saja. Ada yang bisa memberi tahu kejadian-kejadian yang ada di depan atau yang sekadar memberi gambar. Semuanya mempunyai fungsi yang sama. Menunjukkan jalan untuk mencapai tujuan.

Seorang teman pernah bercerita bahwa ia juga menggunakan GPS waktu jalan-jalan di kota. “Dari pada tersesat, khan lebih baik mengikuti petunjuk GPS.” Katanya membela diri ketika diolok-olok, ‘jalan kaki saja pakai GPS’.

Banyak orang suka menggunakan GPS karena mudah. Tinggal tuliskan alamat dan beres. Tidak perlu repot, tidak perlu menghafal banyak tempat dan tidak akan tersesat. Namun ada juga yang tidak mau menggunakan GPS. Mereka beranggapan bahwa GPS itu membuat orang menjadi bodoh. Membuat orang tidak mau mengenali tempat dan tanda. Pendapat mereka yang tidak menyukai GPS ada benarnya juga. Karena banyak orang menjadi tidak tahu jalan, tidak tahu membaca peta saat GPS-nya bermasalah.

Terlepas dari semuanya itu, dalam sebuah perjalanan yang penting adalah; tahu tujuannya dan tahu jalan yang mesti ditempuh. Tidak tahu jalan tidak terlalu menjadi soal jika tahu tujuannya. Kita bisa bertanya kepada banyak orang. Kita bisa melihat peta. GPS juga bisa menjadi solusi. Yang penting tahu tujuannya. Akan menjadi sebuah persoalan jika seseorang tidak tahu tujuannya.

Kawan, kalau hidup kita ini seumpama sebuah perjalanan, tentu ada tujuannya. Apakah, atau dimanakah, atau siapakah; tujuan dari perjalanan hidup kita? Jika kita telah mengetahui dengan pasti tujuan hidup kita, akan mudah mencari jalan untuk mencapainya. Tidak menjadi soal apakah jalan itu berliku, mendaki, atau semulus jalan tol; yang penting sampai tujuan.

Tidak terlalu menjadi soal jika seseorang tidak tahu jalan untuk mencapai tujuannya. Ia bisa bertanya kepada banyak orang. Ia bisa membaca peta, atau membeli GPS. Peta dan GPS adalah sarana bantu untuk menemukan jalan mencapai tujuan. Kira-kira apakah peta dan GPS dalam perjalanan hidup kita? Bolehkah kalau alat bantu untuk sampai pada tujuan itu saya sebut agama dan/atau kepercayaan?

Kawan, asal tujuan sudah ditentukan dengan jelas, apa pun sarana bantu yang dipakai mestinya tidak menjadi persoalan. Mungkin ada yang memilih jalan darat, ada yang memilih jalan laut, ada juga yang memilih jalan udara; semua diserahkan kepada pelakunya masing-masing. Karena perjalanan hidup itu persoalan pribadi.

Saat ini sedang ada sidang uji materi UU Nomor 1 Tahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama. Apakah yang hendak dicapai? Apakah hendak mengatur agar semua orang memilih jalan yang sama? Ataukah mengatur tujuan yang hendak dicapai?

Menurut saya, jika tujuannya jelas, seseorang berhak menentukan jalan yang hendak dicapai. Mungkin Negara boleh mengatur jika ada kelompok tertentu menggangu kelompok yang lain, memaksa kelompok yang lain mengikuti jalannya, atau merusak sarana jalan kelompok lain . Sebaliknya bagi kelompok yang merasa nyaman dan pas dengan jalan yang ditempuh, mengapa mesti dirisaukan?

Kawan, sudahkah kalian tuliskan dengan benar tujuan yang hedak kalian capai di GPS kalian? Kalau sudah nikmatilah perjalananmu. Tidak usah merisaukan orang yang memilih jalan berbeda dengan kalian, kecuali mereka menghalangi jalanmu, di situlah baru berdialog, mengapa menghalang-halangi?

Salam,

Melbourne, 25-03-10


Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun