Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Halal untuk Saya, Baik bagi Semua

7 November 2017   08:05 Diperbarui: 7 November 2017   09:00 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ayam goreng di restoran di Bali (dok. pri).

Pada Oktober 2014 saya berkunjung ke Bali. Tiba saat hari sudah malam membuat saya malas untuk berjalan-jalan mencari makan karena sudah lelah. Mendatangi restoran hotel tempat menginap menjadi pilihan untuk mengisi perut.

"Nasi Goreng Bali" yang tertulis di buku menu restoran membuat saya penasaran. Kepada pegawai restoran saya memesan hidangan tersebut. Sang pegawai tak langsung mencatatnya di kertas pesanan. Ia justru menjelaskan bahwa nasi goreng Bali yang saya pesan merupakan menu tidak halal, lalu memastikan ulang apakah saya jadi memesannya atau tidak.

Meski di buku menu tidak tercantum keterangan halal dan tidak halal, penjelasan pegawai restoran hotel tersebut saya anggap sebagai kepedulian terhadap kebutuhan makanan halal yang menjadi pertimbangan banyak orang, terutama yang beragama Islam. Saya pun berterima kasih atas informasi penting yang telah diberikan. Dengan demikian saya terhindar dari kesalahan menyantap makanan yang tidak halal. 

Sebagai pengganti saya memesan menu ayam goreng sambal matah. Tapi setelah menghabiskan ayam goreng, sebuah pertanyaan dan keraguan menyeruak tiba-tiba. Apakah ayam goreng tersebut disiapkan dengan peralatan yang sama dengan yang biasa digunakan untuk memasak nasi goreng Bali yang tidak halal? Bagaimana jika ternyata digoreng dengan wajan dan peralatan yang sama? Dapur restoran hotel mungkin selalu membersihkan peralatan memasak dengan baik, tapi saya tidak bisa memastikan bahwa tidak ada percampuran alat dan bahan makanan antara yang halal dan tidak halal. 

Akhirnya saya mencoba berpikir positif bahwa masakan halal dan tidak halal di restoran hotel tempat saya menginap disiapkan dengan peralatan yang bersih dan berbeda. Jika pegawai restoran saja peduli untuk mengingatkan tentang menu halal dan tidak halal, berarti proses memasak di dapurnya pun saya anggap sudah memperhatikan hal yang sama. Andaikan ternyata ayam goreng yang saya makan telah bercampur dengan sisa-sisa bahan tidak halal, saya berharap Tuhan mengampuni kesalahan saya yang tidak disengaja tersebut.

***

Bagi saya halal memang elemen utama dalam memutuskan mengkonsumsi makanan, minuman, dan produk pangan. Halal juga menjadi pertimbangan yang sangat penting ketika menggunakan produk obat-obatan, produk biologi, dan produk lainnya. Jika harga, rasa, atau merek bisa dikompromikan, maka urusan halal tidak bisa ditawar lagi.

Mengapa demikian? Pertama,sudah keharusan bagi saya yang memeluk Islam untuk menggunakan atau mengkonsumi produk halal. Kesalahan dalam memilih produk akan merugikan secara lahir dan batin. Mengkonsumsi produk yang tidak halal selain berdampak buruk bagi kesehatan, juga menimbulkan dosa. 

Selain itu, menggunakan produk yang tidak halal bisa mengakibatkan doa dan ibadah yang telah dijalankan tidak diterima oleh Allah SWT. Oleh karena itu, orientasi dalam memilih dan menggunakan produk tidak sekadar untuk mencukupi kebutuhan fisik atau lahiriah, tapi juga untuk menyempurnakan amalan dan ketaatan terhadap ajaran agama.

Kedua,selain karena mengikuti ajaran agama, memilih produk halal juga dilandasi pertimbangan idealis bahwa saya, seperti halnya masyarakat pada umumnya, menginginkan rasa aman, nyaman, dan tenang ketika menggunakan produk. Meski definisi halal dinyatakan menurut syariat Islam, tapi praktik penentuan kehalalan sebuah produk melalui serangkaian pemeriksaan dan penilaian ilmiah yang melibatkan banyak bidang ilmu, seperti biologi, kimia, biokimia, mikrobiologi, teknologi pangan, dan sebagainya. Dengan demikian produk halal sangat terjamin sekaligus bersifat inklusif, artinya sesuai dengan kebutuhan semua orang apapun agamanya.

Semakin banyaknya produk yang beredar maka semakin penting adanya jaminan kepastian halal (dok. pri).
Semakin banyaknya produk yang beredar maka semakin penting adanya jaminan kepastian halal (dok. pri).
Ketiga,kepastian mengkonsumsi atau menggunakan produk halal semakin penting karena saat ini sangat banyak produk dengan berbagai macam jenis dan bahan yang beredar di masyarakat. Di sisi lain kita tidak bisa lagi hanya berpatokan pada kriteria haram berdasarkan bahan tertentu seperti daging babi dan darah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun