Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Penjajahan di Hindia Dulu, Kesewenang-wenangan di Indonesia Saat Ini

24 Maret 2025   08:13 Diperbarui: 24 Maret 2025   08:13 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jejak Langkah karya Pramoedya Ananta Toer (dok.pribadi).

Terlebih lagi watak para priyayi yang mementingkan jabatan untuk diwariskan kepada keturunannya sendiri. Para priyayi tidak rela jika anak dan saudaranya gagal mendapatkan jabatan karena kelak harus bersaing dengan rakyat biasa.

Organisasi pertama yang dibentuk Minke itu pun perlahan layu dan rontok dengan sendirinya. Namun, langkahnya tak surut. Sebuah organisasi kembali didirikannya karena hanya organisasi yang bisa mengubah kumpulan orang-orang lemah menjadi raksasa.

Jejak Langkah (dok. pribadi).
Jejak Langkah (dok. pribadi).

Kali ini upayanya lebih berhasil. Menggunakan perdagangan dan Islam sebagai perekat, organisasi tersebut berkembang pesat. Nama Minke semakin dikenal luas. Jaringan organisasinya pun menjamah banyak daerah, termasuk luar Jawa.

Langkah-langkah maju tersebut mengusik ketenteraman penguasa. Apalagi Minke juga menerbitkan koran harian untuk menyebarluaskan apa yang dialami oleh rakyat Hindia.

Koran

Sebelum menerbitkan koran harian, langkah Minke diawali dengan mencetak majalah yang menitikberatkan pada literasi hukum dan peraturan Hindia Belanda. Baginya, rakyat perlu mengetahui aturan-aturan yang berlaku dalam kehidupan mereka.

Saat Minke merasa penerbitan majalah akan membuat rakyat terbuka wawasannya, ia disadarkan oleh orang-orang terdekatnya bahwa majalahnya telah dimanfaatkan oleh penguasa untuk membuat rakyat tunduk pada peraturan yang menindas. Tanpa disadari sebelumnya oleh Minke, majalah tersebut justru melayani kepentingan penguasa.

Minke lalu menerbitkan koran harian. Siapapun bisa mengadukan ketidakadilan yang dialami untuk dimuat sebagai berita. Lewat koran harian, Minke menyediakan konsultasi hukum bagi rakyat yang menjadi korban ketidakadilan. Maka koran tersebut laksana corong berisik yang membuat kesewenang-wenangan penguasa dan pejabat tersebar luas.  Melalui berita dan tulisan di koran, tak ada kejahatan yang takkan malu pada penglihatan dunia

Sementara pada masa itu banyak koran dan majalah telah tunduk pada pemerintah Hindia Belanda. Koran-koran dan majalah memilih cara aman. Mereka tidak menerbitkan berita jika isinya menyinggung penguasa Hindia Belanda. 

Jejak Langkah (dok. pribadi).
Jejak Langkah (dok. pribadi).

Sepak terjang Minke dan koran hariannya membuat penguasa terganggu. Berulangkali teror dan surat kaleng diterima oleh Minke. Berbagai ancaman itu dirancang oleh beberapa pejabat polisi yang menyewa kelompok preman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun