Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Dulu Pegiat Antikorupsi, Kini "Sambo Mania, Mantap!"

29 September 2022   08:45 Diperbarui: 29 September 2022   08:46 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Febri Diansyah, mantan juru bicara KPK yang kini membela Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi (foto: kompas tv).

Bahkan, ada seorang artis yang menjadi duta antinarkoba, lalu ditangkap polisi karena menggunakan narkoba usai memberikan penyuluhan antinarkoba.

Akan tetapi rasanya tak ada plot twits paling keren dibanding hubungan Jokowi dan Prabowo. Bertarung sengit selama dua masa pemilu dengan pertempuran panas di akar rumput hingga para pendukung masing-masing terlibat perseteruan abadi. Jual beli kampanye hingga ujaran kebencian berserakan di antara keduanya. Romantisasi personal hingga politisasi agama dimainkan. Dengan polarisasi setajam itu banyak orang menganggap mustahil keduanya bergandengan tangan.


Namun, apa yang terjadi setelah pemilu menghasilkan pemenangnya? Tak disangka dan sulit dipahami pada awalnya bahwa ternyata Prabowo menjadi menteri anak buah Presiden Jokowi. Bahkan, plot twist antara keduanya berpotensi berlanjut seandainya pada pemilu 2024 mereka bertukar posisi. Prabowo sebagai Capres dan Jokowi sebagai Cawapres.

Mungkin benar bahwa mempelajari hukum dan politik Indonesia pada dasarnya mempelajari "antiteori" dan "anomali". Jika di Amerika dan Eropa dikembangkan suatu teori, maka tempat terbaik untuk menemukan antiteorinya ialah Indonesia.

Sebab Indonesia memang gudangnya plot twits. Banyak sekali "patahan logika" di gelanggang hukum dan politik negeri ini. Sehingga dunia hukum dan politik Indonesia bukan hanya dinamis, tapi juga tidak konsisten, tidak berbentuk, dan tidak berprinsip.

Misalnya, baru saja dua orang pegiat antikorupsi dan alumni lembaga pemberantasan korupsi bergabung ke dalam tim pembela Ferdy Sambo. Apakah ini sebuah plot twist?

Bisa disebut demikian karena ada unsur kejutan yang jauh dari perkiraan sebelumnya. Seorang pegiat antikorupsi yang rajin menyoroti buruknya kekuasan dan kesewenang-wenangan hukum di negeri ini sekarang justru bersama orang yang melakukan kejahatan dengan menyalahgunakan wewenangnya.

Mereka bilang menjadi tim pembela untuk menegakkan keadilan. Sementara Ferdy Sambo dan Putri Chandrawati telah menginjak rasa keadilan. Sejumlah perlakuan istimewa seperti belum ditahannya PC merupakan bentuk ketidakadilan. Mungkin ini sebuah antiteori baru di Indonesia bahwa ada keadilan dalam ketidakadilan.

Sementara mereka giat menyerukan antikorupsi, pada saat yang sama mereka menjadi pembela bagi orang-orang yang kejahatannya ditengarai bersinggungan dengan gratifikasi, penyuapan, pencucian uang, dan bisnis haram.

Itu juga antiteori baru. Bahwa aktivitas antikorupsi bisa tetap wangi di dalam ruangan yang pekat dengan aroma busuk.

Lalu mereka berkata akan bekerja secara obyektif. Pernahkah manusia menyadari bahwa obyektivitas merupakan salah satu hal yang paling abstrak di dunia ini? Sebab setiap manusia berkuasa penuh atas dirinya. Orientasi pertama manusia dalam melakukan tindakan ialah berpatokan pada diri dan kepentingannya. Itu naluri alami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun