Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

4 Hal Merepotkan dari Kompasiana pada Ramadan 2021

8 Mei 2021   19:56 Diperbarui: 8 Mei 2021   20:09 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tema atau topik harian Samber THR 2021 yang menantang sekaligus merepotkan |dok. pribadi.

Kembali mengikuti Satu Ramadan Bercerita (Samber) THR Kompasiana tahun ini, saya masih merasakan antusiasme yang sama seperti tahun lalu. Apalagi setelah tahun lalu saya bisa menuntaskan tantangan menulis satu artikel setiap hari selama Ramadan.

Bagi saya itu pencapaian yang besar sekaligus ajaib. Sebab selama ini saya cenderung malas untuk ngeblog secara rutin dan teratur. Saat banyak teman seperti tak pernah kehabisan ide, saya beralasan menunggu ide. Ketika teman-teman bergiat dengan slogan "satu hari, satu artikel", saya beralasan tidak punya cukup waktu.

Akan tetapi Samber THR Kompasiana berhasil menunjukkan pada saya bahwa selagi ada kemauan tinggi dan mau dipaksa, ternyata ngeblog bisa dilakukan secara lebih rutin dan teratur.

Soal hadiah turut memotivasi. Meski kalau bicara hadiah, sebenarnya kompetisi blog reguler Kompasiana bisa lebih memotivasi karena hanya cukup menulis satu kali untuk bisa mendapatkan hadiah. Sementara pada Samber THR kita harus punya stamina yang panjang untuk menulis banyak artikel dengan syarat-syarat yang ketat. Ini lebih merepotkan.

Jadi hadiah bagi saya bukan motivasi utama. Justru karena "merepotkan" itulah saya jadi terusik untuk mengukur sejauh mana saya bisa direpotkan dengan "tantangan" menulis yang diberikan Kompasiana.


Dengan kata lain Samber THR merupakan "sesuatu yang merepotkan, tapi  penuh tantangan". Hikmah positif terbesar yang saya rasakan dari upaya menaklukan tantangan Kompasiana tersebut ialah saya berlatih lebih keras dalam memaksimalkan waktu, ide, dan kemampuan berpikir untuk menghasilkan tulisan yang baik secara cepat.

Sementara ada 4 hal yang merepotkan dari Samber THR Kompasiana 2021. Berikut saya uraikan singkat.

Memilih Sudut Pandang

Seperti edisi-edisi yang lalu, Samber THR Kompasiana 2021 menetapkan tema atau topik harian yang mau tidak mau harus diikuti. Ini lumayan membantu karena saya tak perlu pusing mencari topik tulisan.

Namun, yang memusingkan ialah menetapkan ide dan sudut pandang tulisan sesuai topik-topik tersebut. Ada upaya yang tidak mudah untuk memilih ide atau sudut pandang. Paling tidak saya ingin artikel atau cerita saya punya sisi yang berbeda dan tidak persis sama dengan artikel yang sudah-sudah. Ini terutama saya alami pada topik yang diulang dan pernah muncul pada tahun sebelumnya. Misalnya, "Masjid/Surau favorit" dan "Tips Mengatur Keuangan Saat Ramadan".

Saya perlu berpikir keras untuk menulis ceritanya. Sebab saya tidak ingin mengulang cerita tentang masjid yang sama. Demikian pula tentang tips mengatur keuangan. Ini tema yang sangat umum dan kemungkinan besar akan ada banyak artikel yang muatannya sama. Maka dari itu saya perlu memikirkan sudut pandang yang lebih spesifik. Sialnya, saya sering kesulitan menentukan sudut pandang yang unik.

Seperti Dikejar Laporan

Sulitnya memilih sudut pandang berdampak pada lamanya waktu berpikir dan akhirnya semakin sempit waktu untuk saya menulis. Apalagi saya lebih sering menulis artikel Samber THR Kompasiana pada hari yang sama dengan tema yang ditetapkan. Artikel untuk hari ini baru saya buat hari ini. Sedangkan saya biasanya mulai menulis pukul 14.00 sehingga banyak artikel saya baru tayang pada malam hari.

Belum lagi rentang waktu sore sampai malam hari yang sempit itu harus dibagi dengan persiapan buka puasa, makan, tarawih, dan istirahat. Maka demi memenuhi tantangan, saya seperti dikejar waktu dengan adrenalin yang naik turun seakan-akan jika gagal menyelesaikan tulisan pada hari itu maka tamat riwayat saya. Jadi menulis artikel Samber rasanya seperti saya mengerjakan laporan "monev" yang harus  dikumpulkan tepat waktu.

Mencari Foto

Saya selalu berupaya menayangkan artikel dengan menggunakan ilustrasi sendiri. Foto-foto yang saya sertakan sebisa mungkin foto dari dokumentasi pribadi.

Kebiasaan itu ternyata lumayan merepotkan ketika diterapkan pada tantangan Samber THR Kompasiana karena saya perlu menyediakan foto yang beragam untuk banyak tulisan secara berturut-turut. Saya bisa menggunakan foto dari stok lama. Repotnya saya harus mencari ke dalam banyak folder dari hardisk di laptop maupun penyimpanan eksternal. Sering tidak mudah untuk mengingat di mana saya menyimpan foto Masjid Agung Malang, foto jajanan Kicak, foto Pasar Kauman dan sebagainya yang sudah diambil beberapa tahun lalu.

Untungnya banyak tema dari Samber THR Kompasiana tahun 2021 yang fotonya bisa saya ambil dadakan dengan smartphone atau kamera sehingga saat dibutuhkan saya tinggal memindahkannya ke laptop untuk diupload bersama artikel.

Bermain Media Sosial

Sebagai orang yang sejak beberapa tahun terakhir tidak terlalu antusias bermain media sosial, tuntutan Samber THR Kompasiana 2021 cukup merepotkan.

Gara-gara Kompasiana, untuk pertama kalinya saya menayangkan IGTV. Perlu diketahui bahwa sebelum saya mengunggah videonya ke instagram, saya harus membaca lebih dulu beberapa artikel di internet demi memastikan bahwa saya bisa menayangkan IGTVdalam format landscape.

Namun, yang lebih merepotkan ialah bagaimana konten untuk IGTV itu saya buat. Ketika membuat video tentang menu berbuka puasa, saya harus jungkir balik memasang dua kamera di sisi atas dan samping dengan peralatan seadanya. Perlu beberapa kali uji coba untuk memastikan kamera tidak jatuh dan video bisa diambil secara jelas.

Main twitter demi Samber hari 25 |dok. pribadi.
Main twitter demi Samber hari 25 |dok. pribadi.
Bahkan, untuk tantangan Samber hari 25 ini pun Kompasiana belum berhenti merepotkan saya yang tidak berbakat membuat kultwit. Sejujurnya saya kurang tertarik dengan aktivitas bermedia sosial yang harus menyertakan tagar tertentu secara seragam. Akan tetapi demi Kompasiana saya menunaikannya. Demi Kompasiana tantangan Samber THR hari 25 ini saya kerjakan dengan antusias.

Sebelum mengakhiri tulisan, saya titip usulan untuk Samber THR Kompasiana 2022.  Barangkali Kompasiana bisa memberi tantangan yang lebih merepotkan tahun depan sehingga memungkinkan banyak Kompasianer langsung gugur pada hari ke-2. Misalnya, tantangan membuat video tiktok bersama polisi atau tentara berseragam. Bisa pula membuat esai foto buka bersama camat atau bupati di kantornya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun