Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

ATM itu Fasilitas Publik, Jangan Membuat Orang Lain Menunggu Lama!

13 April 2021   08:29 Diperbarui: 13 April 2021   08:39 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anjungan Tunai Mandiri (ATM) | dok. pribadi.

Walau demikian saya terus mencerna apa yang baru saja saya jumpai dan alami di gerai ATM. Sepertinya ada semacam adab, aturan, atau tata tertib yang telah terlupakan ketika bertransaksi menggunakan mesin ATM.

Saya tidak tahu apakah ada aturan atau petunjuk tertulis mengenai bagaimana seharusnya orang memperlakukan mesin ATM. Mungkinkah sebenarnya bank punya aturan-aturan itu, tapi tidak pernah kita mendapatkannya sebagai edukasi?

Ada atau tidak ada aturan tertulisnya, saya merasa bahwa mesin ATM adalah fasilitas publik. Dengan demikian kita harus melekatkan beberapa etika atau adab kepublikan ketika menggunakan ATM.

Layaknya menggunakan fasilitas publik lainnya seperti toilet umum dan trotoar, setiap orang mestinya menyadari bahwa ada orang lain yang juga berhak atas kesempatan untuk menggunakan ATM. Hak kita untuk bertransaksi di ATM juga bersinggungan dengan hak orang lain atas fasilitas yang sama.

Maka dari itu perlu semacam kesadaran tentang tata cara bertransaksi di ATM dalam konteks pemanfaatannya sebagai fasilitas publik.

Pertama, kita perlu membatasi diri untuk bertransaksi tidak lebih dari dua kali secara berturut-turut. Ini perlu dipertimbangkan manakala ada orang lain yang sedang antre di belakang kita.

Ambil contoh, setelah menyelesaikan satu penarikan tunai di ATM, masih bisa dimaklumi kalau kita hendak melakukan tarik tunai sekali lagi atau harus mentransfer ke rekening lain. Namun, jika masih ada transaksi lain yang ingin kita lakukan, alangkah baiknya kita mundur dulu dan memberi kesempatan pada orang yang sedang antre di belakang kita. Siapa tahu urusannya lebih mendesak. Setelah ia selesai dengan urusannya, barulah kita melanjutkan lagi kepentingan kita.

Pemahaman tentang etika semacam ini akan sangat penting di lingkungan seperti kampus dan rumah sakit di mana mahasiswa dan keluarga pasien sering membutuhkan transaksi sesegera mungkin.

Kedua, sangat penting untuk datang ke gerai ATM dengan lebih dulu memastikan kepentingan kita. Tetapkan tujuan dan kebutuhan secara jelas sebelum memencet tombol mesin ATM. Jika sejak awal kita hanya ingin menarik tunai sejumlah uang, maka pastikan memang itu kebutuhannya dan kita tak akan akan berubah pikiran saat berada di mesin ATM.

Seringkali orang menjadi lebih lama berpikir ketika hendak menetapkan angka saldo yang diinginkan. Awalnya ingin menarik Rp300.000. Tiba-tiba ada bisikan gaib butuh Rp500.000. Sudah hampir memencet angkanya, lalu bimbang dan berubah pikiran lagi. Akhirnya kembali ke keinginan awal.

Demikian pula ketika hanya ingin memeriksa saldo atau melakukan update balance kartu uang elektronik. Cukupkan itu saja. Jangan tiba-tiba melanjutkan transaksi lain dengan alasan "mumpung di ATM, sekalian top up dompet uang elektronik OVO, Gopay, dan Shopee Pay".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun