Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jokowi yang Penuh Paradoks, "Mengendorse" Pernikahan Artis lalu Izinkan Tarawih Berjamaah

6 April 2021   08:23 Diperbarui: 6 April 2021   12:08 2702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Murah wajah Presiden Jokowi | dokumentasi pribadi.

Salah satu alasan pemerintah memberikan kelonggaran kegiatan masyarakat saat Ramadan ialah telah bergulirnya vaksinasi Covid-19. Seolah vaksinasi telah menjamin tuntasnya masalah.

Padahal capaian target vaksinasi Covid-19 di Indonesia masih rendah. Tahapan vaksinasi pada kaum lansia bahkan melambat. Sementara itu diakui oleh Menteri Kesehatan akan ada kemungkinan perlambatan pasokan vaksin karena negara-negara asal vaksin sedang mengalami gelombang ketiga pandemi. Negara-negara tersebut memprioritaskan vaksin untuk digunakan bagi kebutuhan mereka terlebih dahulu.

Patut dikhawatirkan ialah penyebaran dan penularan Covid-19 selama Ramadan  akanmeningkat tak terkendali karena pelonggaran-pelonggaran seperti salat berjamaah. Pada saat penularan lebih cepat, vaksinasi menjadi kurang efektif.

Oleh karena itu, pemerintah mestinya lebih memaksimalkan percepatan vaksinasi selama Ramadan. Salah satunya dengan membatasi kegiatan masyarakat. Bukan justru sebaliknya.

Izin salat tarawih berjamaah memperlihatkan ketidakpekaan pada fenomena sosial budaya selama Ramadan. Pemerintah seolah meremehkan urusan tarawih hanya sekadar ibadah di masjid.

Ledakan jumlah jamaah kemungkinan besar akan terjadi dan sulit dibendung. Sebab masyarakat akan melampiaskan "kerinduannya" pada tarawih yang tahun lalu dilarang.

Pada titik inilah protokol kesehatan semakin sulit ditegakkan. Sebab membatasi jumlah jamaah tidak semudah menolak tamu yang datang ke rumah.

Hal lain yang diabaikan oleh pemerintah ialah kenyataan bahwa tarawih selama Ramadan di Indonesia selalu disertai aktivitas kerumunan-kerumunan lainnya. Di kota-kota besar misalnya, orang-orang akan ramai datang ke masjid di pusat kota yang biasanya berada dekat dengan alun-alun dan pusat belanja.

Hari ini saja dan sudah terjadi sejak beberapa bulan terakhir, pusat-pusat keramaian telah kembali padat. Masjid-masjid di tengah kota telah marak oleh aktivitas masyarakat yang berkegiatan ibadah dan ekonomi.

Diperbolehkannya tarawih berjamaah kemungkinan juga akan dijadikan pembenaran untuk diselenggarakannya kegiatan-kegiataan lainnya dalam kerumunan di lingkungan masjid. Buka bersama di masjid dan mushola dengan dalih sambil menunggu tarawih, pengajian akbar dan sebagainya sulit dicegah.

Bisa dibayangkan betapa semakin ramainya kerumunan itu saat Ramadan. Sebab sudah menjadi kebiasaan bahwa sebelum dan sesudah tarawih orang-orang tidak akan diam di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun