Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

#MulaiDariKita, Berbagi Juga Perlu Strategi

24 November 2020   07:57 Diperbarui: 24 November 2020   17:20 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagi di tengah pandemi (dok. pri).

Segi positifnya kami jadi bertambah kenalan. Beberapa kali kami bertemu dengan sejumlah pesepeda motor lainnya yang berboncengan dan juga akan membagikan nasi.

Sempat kami bertegur sapa saat berhenti di satu lokasi yang sama. Kami bertukar cerita yang isinya sangat bermanfaat. Dari obrolan tak disengaja itu kami saling "sepakat" mengenai tempat mana saja yang sebaiknya kami tuju agar tak menumpuk di satu lokasi.

Memahami tempat atau lokasi ternyata sangat penting. Sebab ada tempat-tempat langganan yang sering dituju oleh sejumlah pihak untuk melakukan pembagian makanan. Di tempat-tempat itu biasanya orang-orang sudah menunggu. Mereka hafal bahwa akan ada pembagian nasi dan sebagainya.

Beberapa kali kami pun menyaksikan hal itu. Ketika membagikan nasi, masker, atau hand sanitizer di suatu tempat, tak berselang lama sesudah atau sebelumnya ada orang lain yang melakukan hal yang sama. Beberapa mobil dan sepeda motor berhenti dan segera orang-orang berkerumun. Tidak menutup kemungkinan penerima bantuan di tempat tersebut bisa menerima berulang kali.

Oleh karena itu, jika tempat tersebut sudah ada kelompok atau komunitas yang rutin melakukan pembagian, kami lebih baik menuju tempat lain.

Kami pun saling memanfaatkan relasi dan jaringan masing-masing. Tidak berpikir membuka donasi secara terbuka karena kami sadar itu bukan keahlian kami dan tampak merepotkan. Lebih baik langsung menghubungi kenalan-kenalan yang kami anggap bisa turut membantu.

Salah satu contohnya kami mendapatkan seorang pemilik usaha isi ulang parfum yang bisa menyediakan beberapa botol semprot untuk dijadikan wadah hand sanitizer. Itu terjadi pada April lalu ketika hand sanitizer sedang langka dan melonjak harganya, sementara botol-botol ikut diburu.

Kami memang tidak mendapatkannya secara gratis. Tapi sangat terbantu karena diperbolehkan membeli dengan harga jauh lebih murah dibanding harga pasaran yang saat itu melonjak. Kami juga pernah mendapatkan masker kain secara cuma-cuma. Selebihnya kami menyiapkan dan menyisihkan sumber daya sendiri.

Sekarang kami juga lebih selektif untuk menentukan kepada siapa nasi, masker, dan hand sanitizer lebih mendesak kami berikan. Tak masalah ini dikatakan kurang etis dan terkesan pilih-pilih.

Namun, mengingat jumlah yang dibagikan terbatas dan seiring berjalannya waktu kami merasa ada orang-orang yang selama ini luput dari pengamatan, maka kami punya pilihan sendiri. Termasuk apa yang kami sampaikan kepada sang penerima. 

Kepada mereka kami selalu mengatakan hal sama yang sebenarnya membosankan: "Dipakai maskernya, Ya Pak. Jangan lupa maskernya, ya mas. Cuci tangan terus, ya Bu, biar sehat"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun