Seiring dengan ketegasan yang tumbuh, sikap cermat dalam merencanakan dan menetapkan kebutuhan juga tertanam. Berkat kebiasaan menabung saya lebih mampu mengelola keuangan pribadi, mengidentifikasi kebutuhan, dan merinci besarnya pengeluaran untuk setiap kebutuhan.
Di sini sikap cermat berperan karena dalam menetapkan kebutuhan saya diharuskan membaginya sesuai penghasilan dan pemasukan. Jika ternyata kebutuhan terlalu besar, saya harus kembali tegas dengan mempertimbangkan ulang pos pengeluaran atau mencoretnya dari daftar kebutuhan.
Keempat, menabung melatih saya lebih disiplin dan bijaksana lewat pengalaman praktis mengelola dua rekening.
Sekarang saya menabung di bank konvensional dan bank syariah. Pilihan menabung di dua bank berbeda dilandasi keinginan memisahkan dana kebutuhan jangka pendek dan  rencana jangka panjang.
Dengan sendirinya saya dituntut disiplin agar kedua tabungan itu tidak saling menginterupsi. Kebutuhan jangka pendek dan kebutuhan rutin saya penuhi dari tabungan di bank konvensional. Sementara tabungan di bank syariah saya siapkan untuk mengupayakan rencana jangka panjang, termasuk untuk dana darurat. Tabungan ini jarang saya "utak-atik".
Awalnya tidak mudah mengelola dua tabungan. Sering terbersit keinginan untuk belanja lebih menggunakan tabungan yang lain. Apalagi sekarang tabungan di bank konvensional dan bank syariah memiliki fitur yang mirip dan sama-sama bisa digunakan untuk banyak transaksi.
Cukuplah layanan mobile banking saya nikmati dari salah satu rekening saja. Sementara dalam penggunaan dua kartu debit/ATM saya memprioritaskan salah satunya saja. Itu sebabnya saya pernah lupa PIN salah satu kartu debit karena jarang digunakan.
Menurut saya manfaat tabungan bisa terdistorsi jika terlalu serampangan menggunakan semua fitur tanpa kebijaksanaan memilah dan membatasinya. Menabung di bank seharusnya menjaga kita dari perilaku-perilaku yang jelek. Jangan sampai kemudahan yang diberikan bank membuat kita ceroboh sehingga manfaat tabungan sebagai landasan keuangan tidak bisa kita nikmati secara optimal.
Kelima, menabung di bank adalah wujud kepedulian kita pada bangsa dan negara. Barangkali ungkapan tersebut terkesan berlebihan kalau kita hanya menganggap bahwa tabungan adalah uang pribadi yang dititipkan. Namun, interaksi kita dengan bank sesungguhnya merupakan partisipasi aktif yang berdampak besar pada kepentingan nasional.
Tabungan kita bisa digunakan untuk membiayai pembangunan. Pada saat yang sama tabungan kita dijamin utuh dan aman. Oleh karena itu, semakin banyak masyarakat  yang  percaya pada bank sebagai tempat menabung, pembangunan bisa ditopang secara lebih stabil karena negara tidak akan terlalu bergantung pada dana dari luar.
Inklusivitas membuat risiko dan gangguan lebih mudah dimitigasi sehingga Stabilitas Sistem Keuangan semakin terjaga. Kondisi Stabilitas Sistem Keuangan yang terjaga dan mantap  akan meningkatkan ketahanan terhadap krisis. Semakin tahan terhadap krisis, ekonomi dapat terus tumbuh secara berkelanjutan.  Akhirnya kesejahteraan bersama dapat segera dirasakan.