Begitu pula ketika saya jatuh sakit dan menjalani perawatan pada Mei lalu. Tabungan saya menjadi penopang yang sangat bermanfaat. Saya bisa menutupi biaya rumah sakit dari dari tabungan dana darurat tanpa banyak mengorbankan pos-pos kebutuhan lain yang telah dianggarkan sebelumnya.
Pengalaman-pengalaman seperti di atas membuat saya merasa beruntung dan bersyukur memiliki tabungan.Â
Memang tabungan tidak serta merta menjadikan saya mampu memenuhi semua kebutuhan atau secara otomatis bisa mewujudkan segala keinginan. Namun, dengan menabung saya sudah memulai langkah tepat dalam menyiapkan landasan keuangan yang lebih stabil
Lebih dari Sekadar Simpanan
Kini, setelah 16 tahun menabung di bank saya bisa memahami lebih dalam manfaat dan kebaikan tabungan yang lebih dari sekadar simpanan.  Pertama, memiliki tabungan merupakan wujud tanggung jawab moral seseorang terhadap masa depannya. Setiap orang pasti punya tujuan dan cita-cita yang ingin diraih. Itu sangat manusiawi.
Namun, saat itu juga seseorang sesungguhnya langsung terikat dengan kewajiban untuk mewujudkannya sebagai bentuk kesungguhan hidup. Orang yang tidak sungguh-sungguh dengan cita-cita yang digantungkannya sendiri artinya tidak menghargai masa depan dan kehidupannya.
Meski mewujudkan cita-cita masa depan tidak sederhana dan berliku, menabung membuat langkah kita menjadi lebih mudah. Berani bermimpi berarti berani bertanggung jawab pada masa depan. Menabung di bank adalah langkah paling mudah dan rasional untuk mulai memenuhi tanggung jawab tersebut.
Kedua, kebiasaan menabung melepaskan saya dari jebakan "menyisakan" dan beralih ke prinsip "menyisihkan". Awalnya saya berpikir bahwa untuk menabung seseorang harus memiliki sisa penghasilan. Artinya kita perlu memiliki penghasilan yang banyak lebih dulu agar ada sisa uang untuk ditabung.
Sepintas pemikiran tersebut tidak salah. Namun, pemahaman "menyisakan" uang justru membuat saya sulit menabung secara konsisten dan kontinyu. Sebabnya yang terpikir pertama kali ialah bagaimana menggunakan uang semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan. Fokusnya membelanjakan uang. Selanjutnya jika ada sisa baru boleh ditabung. Sementara jika tidak tersisa berarti tidak perlu menabung.
Ketiga, tabungan sangat berperan dalam meningkatkan kualitas individu dengan menumbuhkan sikap tegas dan cermat.
Kita tahu bahwa tabungan merupakan salah satu instrumen untuk merencanakan dan mengatur kehidupan. Namun, untuk bisa merencanakan dan mengatur seseorang harus mampu memaksa diri sendiri agar mau mengorbankan kepentingan yang kurang mendesak dan mendahulukan kepentingan yang lebih besar.
Di sinilah kebiasaan menabung membuat saya lebih tegas. Dulu ketidaktegasan menjadi salah satu penyebab sikap boros dan sulit menabung. Saya sebenarnya tahu kebutuhan yang mendesak dan kurang mendesak. Bisa membedakan mana keinginan jangka pendek dan jangka panjang. Namun, karena tidak tegas saya sering terbawa hawa nafsu. Kemudian setelah merasakan satu demi satu manfaat tabungan saya bertekad lebih tegas pada diri sendiri.