Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Lontong Opor Pak Edi, Penyelamat Lebaran di Tengah Pandemi

25 Mei 2020   09:33 Diperbarui: 25 Mei 2020   09:50 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lontong Opor Pak Edi tetap berjualan pada hari raya Idulfitri 2020 (dok. pri).

Berlebaran di tengah pandemi Covid-19 membuat banyak orang  harus menahan diri dan rindu. Bukan hanya kepada keluarga di kampung halaman, tapi juga terhadap masakan dapur rumah yang sering tak bisa ditandingi kelezatannya.

Salah satu alternatifnya ialah membeli atau mencari penjual masakan khas lebaran, seperti opor ayam, rendang, dan lain sebagainya. Di Yogyakarta cukup mudah menemukan menu-menu itu.

Namun, situasi pandemi membuatnya jadi sulit. Pada lebaran di situasi normal saja tak banyak penjual makanan dan warung yang buka, apalagi di tengah pandemi yang belum terkendali.

Tengok saja ruas Jalan Kaliurang, Sleman, sepanjang 2 km mulai dari kampus UGM ke utara. Kawasan yang biasanya menyuguhkan aneka rupa menu sarapan, seperti gudeg, nasi kuning, bubur ayam, dan jajanan pasar kini sangat sepi.

Hanya ada tiga penjual sarapan yang terlihat pada Senin (25/5/2020) pagi tadi. Ini sebenarnya lumayan mengejutkan. Semula saya mengira para penjaja sarapan baru akan kembali berjualan beberapa hari setelah lebaran. Tapi ternyata pagi ini segelintir di antara mereka telah muncul.

Gerobak Pak Edi di Jalan Kaliurang km. 5, Sleman, DIY pada Senin (25/5/2020) pagi (dok. pri).
Gerobak Pak Edi di Jalan Kaliurang km. 5, Sleman, DIY pada Senin (25/5/2020) pagi (dok. pri).
Salah satunya ialah Pak Edi. Gerobaknya sudah terlihat di pinggir Jalan Kaliurang km. 5 saat saya lewat pukul 06.30 tadi. Seorang pengemudi ojek daring pun sudah duduk lesehan menyantap sepiring nasi kuning. Sementara dua orang pemuda berboncengan sepeda motor juga sedang memesan sarapan untuk dibungkus.

Sudah 25 tahun Pak Edi berjualan makanan di Jalan Kaliurang. Ia sempat berpindah-pindah lokasi, tapi masih di ruas jalan yang sama. "Dulu pernah di depan (toko) Wijaya", kata pria 63 tahun ini.

Sepanjang itu pula Pak Edi meyuguhkan nasi kuning, nasi rames, dan lontong opor setiap hari. Pembelinya kebanyakan orang-orang yang melintas di Jalan Kaliurang. Ada sopir taksi, tukang ojek, dan tentu saja mahasiswa.

Pak Edi sedang membungkus nasi (dok. pri).
Pak Edi sedang membungkus nasi (dok. pri).
Pak Edi tidak berjualan seorang diri. Ia dibantu oleh istrinya, Bu Tumiyem, yang biasanya baru menyusul ikut berjualan menjelang siang.

Mereka mulai memasak pada malam hingga dini hari. Menjelang subuh makanan-makanan itu dihangatkan lagi. Selanjutnya dari rumah mereka di Karangwuni, Sleman, Pak Edi mendorong gerobaknya sampai ke lokasi berjualan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun