Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Soto Pak Man, Sarapan Nikmat di Kuburan

10 Desember 2019   08:34 Diperbarui: 12 Desember 2019   02:17 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Soto Pak Man di Jalan Prof. Yohanes, Sagan, Yogyakarta (dok. pri).

Semangkuk soto berkuah panas mengepul. Ditemani tempe bersalut tepung. Ditambah lagi sate usus atau hati ayam. Siapa yang mampu menolaknya? 

Nyatanya soto nyaris tak pernah gagal memantik nafsu bersantap. Tak salah pula menyantap soto kapan pun. Pagi, siang, atau malam sama nikmatnya. Akan tetapi sangatlah tepat memilih soto pada pagi hari saat hawa dingin akibat hujan malam hari sebelumnya masih sedikit terasa.

Soto Pak Man di Jalan Profesor Yohanes, Sagan, Kota Yogyakarta menjadi tempat sarapan saya hari Minggu (7/12/2019) pagi. Sampai di lokasi pada pukul 09.00 hampir semua kursi sudah terisi. 

Soto Pak Man yang buka setiap hari dari pukul 06.00 sampai sekitar 13.00 memang banyak penyukanya, khususnya di kawasan perbatasan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. 

Berada di tengah-tengah kawasan penghubung tiga kampus besar, yakni Universitas Kristen Duta Wacana, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Negeri Yogyakarta, Soto Pak Man jadi langganan banyak orang. 

Lokasinya pun mudah dituju. Dari Galeria Mall cukup melangkah 100 meter ke utara. Atau jika sedang menginap di Hotel Amaris Sagan, tinggal keluar dari lobi. Soto Pak Man terletak di seberang hotel tersebut.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Disediakan banyak meja dan kursi di tempat ini. Saat sedang jam sarapan atau menjelang makan siang, kursi-kursi itu bergiliran ditempati para penikmat soto yang terus datang dan pergi. 

Sedangkan pada Minggu pagi, Soto Pak Man semakin ramai. Kalau sudah begini biasanya tikar-tikar akan digelar sebagai tempat duduk lesehan tambahan.

Meski ramai pembeli, memesan soto di sini tak harus membuat saya lama menunggu. Sebabnya ada empat atau lima orang yang cukup cekatan meracik soto dan menyiapkan minuman. Tentu saja mereka cukup sibuk sampai-sampai kerap terdengar teriakan dari sisi gerobak soto ke arah peracik minuman yang tempatnya terpisah agak jauh di ujung tempat berjualan. "Jeruk anget loro, es teh loro!"

Kadang karena banyaknya pembeli, si peracik minuman jadi lupa yang dipesan pembeli. Ia lalu menghampiri meja lagi untuk bertanya ulang agar tak salah menyuguhkan minuman.

Gerobak Soto Pak Man (dok. pri).
Gerobak Soto Pak Man (dok. pri).
Soto Pak Man (dok. pri).
Soto Pak Man (dok. pri).
Soto Pak Man adalah racikan soto dengan daging ayam. Sebenarnya komponen isiannya tergolong minimalis. Selain ada suwiran daging ayam, soto di sini berisi campuran nasi putih, kecambah, soun, dan sedikit potongan daun seledri. Tidak ada daun kobis dan tomat seperti yang biasanya dijumpai pada racikan soto.

Akan tetapi dalam semangkuk Soto Pak Man ditambahkan sedikit potongan tempe bacem dan lentho alias perkedel singkong. Tak banyak soto yang menyertakan kedua komponen itu sekaligus dalam satu mangkuk. Sementara nasi dalam semangkuk Soto Pak Man termasuk lumayan porsinya. Oleh karenanya sarapan di sini cukup menenangkan perut. 

Soto Pak Man (dok. pri).
Soto Pak Man (dok. pri).
Kuahnya sendiri bening dengan aroma yang tidak terlalu kuat. Penggemar soto yang bercita rasa gurih dan "medhok" mungkin akan sedikit kaget ketika pertama kali mencecap Soto Pak Man. Sebabnya cita rasa kuahnya ringan dan manis.

Tanpa ditambah kecap pun, jejak manis dari kuahnya segera terlacak. Barangkali itu sebabnya di meja disediakan wadah-wadah kecil berisi garam dan jeruk nipis agar pembeli bisa berkreasi menciptakan "rasa baru" sesuai selera. 

Dan memang begitulah yang saya lakukan sebelum melahap Soto Pak Man. Sebagai penyuka asin dan gurih, saya menambahkan garam dan perasan jeruk secukupnya. Tak lupa sedikit sambal yang tidak terlalu pedas. 

Benar saja, rasa sotonya menjadi semakin kaya dan segar. Asalkan tidak lebay mencampur segala rupa isian kecap atau sambal seperti yang dilakukan para food vloger, rasa Soto Pak Man memang dijamin tidak akan berantakan. Dasar rasanya sudah sedap, hanya perlu sedikit variasi sentuhan selera masing-masing orang.

Penamping bagi semangkuk soto ayam (dok. pri).
Penamping bagi semangkuk soto ayam (dok. pri).
Sedapnya Soto Pak Man bisa ditemani pula dengan gorengan tempe, sate usus, dan sate hati ampela ayam. Saya termasuk golongan yang suka menyertakan gorengan bersama setiap suapan soto. Kadang dengan mencampurkannya ke dalam kuah. 

Ada orang-orang yang memang memperlakukan gorengan pendamping soto dengan cara memotong-motongnya menjadi bagian kecil lalu mencampurkannya ke dalam isian soto. Sekali dua kali saya melakukannya. 

Cara menikmati soto dan gorengan seperti demikian mungkin dianggap merusak "kodrat" soto maupun gorengan. Namun, bagi saya tidak ada pelanggaran apa pun. Soto serta gorengan sudah menjadi milik semua orang dan menjadi bagian dari budaya bersantap masyarakat Indonesia.

Soto Pak Man berdampingan dengan kuburan (dok. pri).
Soto Pak Man berdampingan dengan kuburan (dok. pri).
Menyantap soto sambil menatap nisan (dok. pri).
Menyantap soto sambil menatap nisan (dok. pri).
Soto Pak Man juga mempersilakan pembeli yang menghendaki racikan sedikit berbeda dari standar penyajiannya. Jangan ragu jika menginginkan semangkuk soto dengan tambahan isian kulit ayam. Atau kalau tak ingin menggunakan soun dan menginginkan kecambah yang lebih banyak, katakan saja saat memesan. Penjualnya yang ramah akan merestui dan menyuguhkan apa yang kita mau.

Satu hal lagi yang istimewa manakala menyantap Soto Pak Man adalah kita duduk bersandingan dengan kuburan. Sebabnya tempat berjualan soto ini berada tepat di muka pemakaman umum. 

Selamat sarapan! (dok. pri).
Selamat sarapan! (dok. pri).
Bahkan, pintu kuburannya berada di antara deretan kursi dan meja tempat para pembeli bersantap. Jadi selagi menikmati soto, pembeli yang "beruntung" duduk di dekat pintu kuburan bisa sekalian menatap deretan nisan di depan mata. 

Oleh karena itu, jika ingin sarapan yang nikmat silakan datang ke kuburan ini. Ups, maksudnya ke Soto Pak Man.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun