Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Hari Sate Kambing Nasional

13 Agustus 2019   08:38 Diperbarui: 13 Agustus 2019   09:00 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sate Kambing memang yang "paling benar" di kala Iduladha (Dokpri)

Hanya saja memang dua ekor kambing sempat "berulah sebelum disembelih. Kejadiannya  diketahui saat kami baru pulang menjalankan salat Idul Adha. Ternyata dua ekor kambing sedang berkelahi. 

Keduanya saling menyeruduk dengan kondisi tali pengikat sudah terlepas dari tempatnya terpancang. Beruntung dua ekor kambing tersebut tidak kabur jauh meninggalkan tempat sehingga bisa segera ditangani dan ditenangkan kembali.

Setelah disembelih dan dipastikan sudah tak bernafas lagi, kambing-kambing kurban lalu digantung. Tugas selanjutnya diambil alih oleh tangan-tangan terampil yang menguliti dan memotong bagian-bagian hewan kurban tersebut. 

Orang-orang itu tidak perlu belajar tentang anatomi organ, anatomi otot, dan sebagainya secara formal, tapi mampu melakukan pekerjaan itu dengan baik. 

"Starter kit" membuat sate kambing (Dokpri).
"Starter kit" membuat sate kambing (Dokpri).
Berkat gotong royong antar warga, pekerjaan bisa selesai dengan cepat. Pukul 13.00 daging kurban mulai dibagikan. Masyarakat yang membutuhkan serta warga sekitar mendapatkan daging kambing dan sapi.

Usai pembagian daging kurban, panitia Idul Adha sebenarnya menyiapkan acara makan bersama dengan sajian gulai. Sudah lama saya tidak mencecap gulai kambing dengan kuahnya yang bercita rasa kuat. 

Namun, seperti yang saya sebutkan di awal. Bukan gulai yang saya inginkan, melainkan sate. Maka di halaman belakang rumah mulailah saya menyiapkan sate kambing sesuai keinginan dan selera sendiri. 

Tempat pembakaran sudah tersedia. Arang pun ada. Demikian pula dengan tusukan sate yang telah dibeli sebelumnya dari swalayan. 

Di rumah tumbuh satu pohon pepaya yang sedang rajin berbuah. Satu daunnya saya petik untuk membungkus sementara daging kambing sebelum diolah menjadi sate.

Bumbu seadanya dan semaunya yang penting yakin (dok. pri).
Bumbu seadanya dan semaunya yang penting yakin (dok. pri).
Daging dengan bumbu semaunya (dok. pri).
Daging dengan bumbu semaunya (dok. pri).
Berikutnya adalah membuat bumbu untuk melumuri pertama kali daging saat dibakar. Tak peduli racikan bumbu seperti apa yang ideal, saya hanya mengambil merica dan bubuk merica, garam, serta bawang putih. 

Jangan tanya jumlah atau takarannya karena semua dilakukan atas pertimbangan semaunya saja. Bumbu yang telah ditumbuk kemudian dicampur dengan kecap manis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun