Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Membuat Batik dengan Pewarna Alami di Peringatan Yogyakarta Kota Batik Dunia

26 Oktober 2015   08:23 Diperbarui: 26 Oktober 2015   08:23 1275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembuatan batik dengan pewarna alami diawali dengan membuat motif menggunakan pensil. Kemudian dilanjutkan dengan “nyorek” yaitu melukis motif menggunakan canting dan malam. Cara menggunakan canting termasuk mengambil malam dan meniup ujung canting diajarkan lebih dulu. Pada pembuatan batik cap proses “nyorek” diganti dengan menggunakan alat cap motif.

[caption caption="Nuzulul Aririn, anggota Konek dan Co-admin Kompasianer Yogyakarta (KY) sedang menjemur batik hasil pewarnaan dengan Indigo."]

[/caption]

[caption caption="Batik hasil pewarnaan tahap pertama dengan Jalawe berwarna coklat."]

[/caption]

Proses berikutnya pembasahan dengan menggunakan air yang langsung dilanjutkan dengan pewarnaan menggunakan pewarna alami. Pada workshop ini diperkenalkan beberapa pewarna alami dari tumbuhan seperti Indigo, Jalawe, kulit Manggis dan lain-lain. Setiap kelompok mendapat kombinasi pewarna alami yang berbeda.

Ada dua tahap pewarnaan yang dilakukan dalam pembuatan batik kali ini. Pewarnaan pertama disebut “medel”. Kain dicelupkan ke dalam pewarna alami secara cepat dan kain segera berubah warna. Jika menggunakan Indigo warna dasar kain akan berubah menjadi biru. Kain yang sudah terwarnai dijemur atau dikeringanginkan dengan direntangkan.

Setelah kering tahapan dilanjutkan dengan “nembok”, yaitu menutup bagian-bagian tertentu pada motif untuk memberikan ruang warna baru pada pewarnaan kedua. Seperti halnya nyorek, nembok juga dilakukan dengan canting dan malam.

Selama nembok pembatik memiliki kebebasan untuk menutup bagian-bagian tertentu pada motif yang diinginkan. Satu motif yang sama dapat menghasilan kain batik dengan pola warna berbeda tergantung bagian yang ditutup.

[caption caption="Batik buatan saya berwarna biru hasil pencelupan dengan pewarna alami Indigo."]

[/caption]

Pembuatan batik dilanjutkan dengan pewarnaan kedua atau yang disebut “nyoga”. Kain dicelupkan ke dalam pewarna alami yang berbeda untuk menghasilkan kombinasi dan efek warna yang baru. Sebagai contoh, jika saat medel kain diwarnai dengan Indigo dan nyoga menggunakan Jalawe, maka di akhir nyoga warna kain akan menjadi hijau.
Nyoga dilakukan dengan cara yang hampir sama dengan medel. Akan tetapi, prosesnya diulang hingga tiga kali untuk memperkuat warna.

[caption caption="Peserta workshop antusias mengikuti tahapan demi tahapan pembuatan batik dengan pewarna alami."]

[/caption]

[caption caption="Seorang peserta workshop yang juga pengrajin batik dari Pati, Jawa Tengah sedang bertanya seputar pewarnaan kepada instruktur workshop."]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun