Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hujan dan Penjelasan Ilmiah untuk Galau

18 April 2013   16:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:59 4619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak orang yang mengutuki hujan. Meski diam-diam mereka menikmati setiap butiran air yang berjatuhan.

Selalu ada banyak alasan untuk membenci atau menyukai hujan. Tapi tak banyak kata yang bisa menggambarkan secara lugas tentang hujan kecuali meringkasnya dengan "Galau".

Banyak orang yang mengingkari perasaan galau jika hujan datang. Usaha yang sia-sia karena nyatanya sukar untuk menangkis serangan galau jika hujan sudah turun. Pada akhirnya galau membuat orang bisa lebih menikmati hujan. Bahkan tanpa sadar sebagian orang berharap hujan datang agar ia bisa merasakan banyak rasa yang tak bisa ia dapatkan tanpa hujan.

Tapi tak banyak orang yang tahu pasti mengapa galau kerap menyerang di kala hujan. Kita kerap buru-buru mengambil kesimpulan bahwa galau adalah pertanda untuk sebuah pribadi yang labil dan lemah. Padahal galau adalah kondisi psikologi yang manusiawi dan bisa dialami siapa saja. Bahkan tanpa banyak orang tahu, termasuk saya sebelumnya, Galau ternyata memiliki dasar ilmiah.

"Sesungguhnya aku kangen kamu di mana dirimu, aku nggak ngerti Dengarkanlah kau tetap terindah meski tak mungkin bersatu Kau slalu ada di langkahku..."

Jika tak membaca beberapa tulisan ilmiah bidang psikologi mungkin saya tak akan tahu jika Galau ternyata telah banyak diteliti di Amerika dan Eropa dalam beberapa tahun terakhir. Memang penelitian-penelitian itu tidak secara spesifik mengungkap rahasia Galau melainkan mempelajarinya sebagai bagian dari fenomena psikologis yang populer dinamai dengan Seasonal Affective Disorder (SAD).

Seasonal Affective Disorder adalah kondisi psikologi yang berkaitan dengan perubahan mood seseorang di banyak negara 4 musim karena pengaruh musim-musim tertentu menyebabkan mereka mengalami fluktuasi perasaan mulai dari yang positif hingga negatif, mulai dari menjadi bersemangat hingga sedih.

SAD juga memiliki sebutan populer "Winter Depresion" atau "Winter Blues" karena di negara 4 musim, gejala SAD lebih menonjol dirasakan ketika Winter. Dari banyak perubahan mood yang terjadi saat Winter, rasa sedih, mellow, putus asa dan merasa bersalah adalah kondisi psikologis yang banyak dirasakan. Hal yang unik karena perasaan-perasaan tersebut oleh orang Indonesia dimaknai sebagai perasaan yang "mengharu biru" alias "Galau".

Tapi di Indonesia tidak ada Winter. Jadi bagaimana orang Indonesia bisa merasakan Galau ?. Jawabannya ternyata bukan datang dari aspek geografis dan psikologis semata. SAD juga tidak hanya berkaitan dengan Winter tapi juga terjadi pada berbagai kondisi cuaca dengan gejala yang berbeda-berbeda meski secara umum mereka yang mengalami SAD cenderung mengalami penurunan mood, menjadi lebih malas, melamun, kurang konsentrasi hingga susah tidur. Bukankah itu identik dengan Galau versi orang Indonesia ?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun