Mohon tunggu...
Kazebara
Kazebara Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Hidup Seperti Semilir Angin, Menyejukkan Meski Hanya Sesaat. IG @wardhaayu Twitter @WAndriyuni kazebara.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Damai Itu Menyenangkan dan Tidak Merugikan

28 Mei 2019   19:41 Diperbarui: 28 Mei 2019   20:04 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kerusuhan yang terjadi di kota, imbasnya untuk seluruh negara. Bukan... bukan hanya akses media sosial yang terbatas. Berapa yang demo? mencapai 6000 jiwa? Berapa yang rusuh? Sekitar 300 jiwa? Berapa korbannya di TKP? Ratusan?? Lalu semua ini tidak sesederhana itu. Padahal itu saja sudah rumit.

Seantero Indonesia mengalir amarah, membara kebencian. Cacian.. makian.. hinaan.. bahkan doa-doa buruk. Di sudut-sudut bangsa mekar kesedihan dan cemas. Pada keluarga yang ada di kota, pada semua yang telah terjadi. Energi buruk bagai kabut merambat ke semua daerah dan menyelimuti hati yang semakin dengki.

Tidak salah memang dengan demo dan aksi damai. Sekali lagi "aksi damai" nya tidak salah. Sungguh-sungguh tidak salah.

Bagian yang buruk adalah segala energi negatif yang disebarkan bahkan hanya dengan satu umpatan kepada warganet yang bahkan tidak tahu siapa.

Energi itu tidak dapat dimusnahkan. Ia akan mengalir dan kembali. Bukankah apapun perbuatan yang dilakukan akan dipertanggungjawabkan? Percaya tidak sih sebenarnya? Bagaimana kalau dampak perbuatan buruk itu kembali sebelum sempat meminta maaf? Sebelum diri sadar akan kesalahan? Apalagi yang telah beranak-pinak di dunia maya. Membayangkannya saja aku ngeri.

Ayolah kawan... kita ini sama-sama manusia, punya akal dan hati. Kita satu bangsa, Indonesia. Bahkan ada yang satu kota atau tetangga.

Bagaimana kalau sehari saja percaya pada Tuhan. Tuhan kalian masing-masing. Bahwa Dia Sang Maha segalanya. Maha Adil Bijaksana, Maha Tahu, Maha Kasih tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang bahkan hanya sekadar berniat baik.

Berhenti saling mencaci, berhenti sebar berita hoax sana-sini, istirahatkan hati dari dengki dan benci. Serahkan semua pada Tuhan dan semesta. Tempuh jalur yang baik dan damai. Kalau caranya baik, doanya baik, masak sih Tuhan tega?? Gak percaya ya sama Dia??

Coba dahsyat mana kekuatan tahajud dan sungguh-sungguh ribuan orang, memohon padaNya, lalu besok dengan damai menempuh jalan yang benar. Dengan aksi massa yang memicu masalah baru. Mana yang mampu membuat seantero bangsa tersentuh?

Okelah.. kita punya kebenaran masing-masing. Tapi siapa yang paling benar dan bersih?? Hanya Tuhan yang tahu. Apa yang terbaik untuk bangsa ini?? Tuhan juga yang paling tahu.

Berjuanglah dengan cara yang terbaik dan benar. Yaitu cara-cara yang tidak menyebabkan orang lain rugi dan tersakiti. Jika perjuanganmu melukai, cacat sudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun