Mohon tunggu...
Inovasi

Menumbuhkan Kembali Jiwa Gotong Royong pada Kalangan Masyarakat Maupun Kalangan Remaja

29 Oktober 2016   10:32 Diperbarui: 29 Oktober 2016   10:54 3054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Gotong royong merupakan budaya yang menjadi salah satu identitas perilaku kolektif masyarakat Indonesia. Bergotong royong adlah salah satu kegiatan sosial yang sangat mulia dan tanpa pamrih untuk mencapai suatu tujuan bersama. Dalam kehidupan sehari-hari, dahulu kita dengan mudah dapat menjumpai budaya gotong royong misalkan, mendirikan rumah, mengerjakan sawah, membantu tetangga yang sedang berduka dan kerjasama tersebut bukan hanya dilakukan sanak keluarga yang terkait saja, tetapi semua masyarakat kampung yang berbaur dalam kerjasama demi proses acara atau kegiatan bisa berlangsung dengan baik. 

Namun pada saat ini kebudayaan tersebut semakin lama semakin hilang. Pada masa kemerdekaan, semangat gotong royong mampu membakar kegigihan para pahlawan Indonesia untuk mengusir para penjajah. Sudah seharusnya budaya gotong royong tetap dilakukan dikalangan masyarakat maupun di kalangan remaja. 

Mengendornya semangat kegotongroyongan di masyarakat maupun di kalangan remaja perlu segera diantisipasi dengan memperkuat komitmen kita bersana untuk terus menumbuhkan semangat peduli terhadap sesama, meneguhkan rasa tanggungjawab bersama dan menetapkan keyakinan bahwa segala sesuatu yang dikerjakan secara bersama-sana akan memberikan hasil yang lebih baik. Diera globalisasi ini budaya gotong royong barangkali hanya bisa ditemukan di desa-desa dan daerah terpencil saja. Hal ini sungguh memprihatinkan karena mengingat budaya ini merupakan budaya yang menjiwai kepribadian bangsa Indonesia.

Hilangnya budaya gotong royong dikalangan masyarakat maupun di kalangan remaja ada beberapa faktor yang memengaruhi, salah satu faktor  yang dapat menyebabkan lunturnya budaya gotong royong adalah masuknya arus modernisasi, dimana arus modernisasi yang masuk ke Indonesia memberikan dampak bagi pembentukan karakter masyarakat khususnya remaja seperti sikap individualisme yang hanya mementingkan diri sendiri, sikap tersebut merupakan gaya hidup orang barat yang tidak selaras dengan budaya di negara kita. Selain hal itu, kini masyarakat indonesia sudah terbentuk sikap apatis atau acuh terhadap situasi lingkungannya karena mereka hanya sibuk bekerja dan jarang sekali berinteraksi dengan sesama terutama di masyarakat Indonesia.

Masa remaja merupakan masa seseorang mencari identitas dan jatidiri seseorang. Dimana mereka sedang mencari idola untuk dijadikan cermin bagi dirinya. Kekeliruan dalam pergaulan dapat mengakibatkan berbagai persoalan. Oleh karena itu semangat dalam menumbuhkan rasa saling tolong menolong perlu ditanamkan dikalangan remaja untuk mengatasi persoalan tersebut. Seperti membiasakan semangat saling tolong menolong sesama teman yang lain, rasa solidaritas, dan saling berbagi. Dalam kegiatan tersebut bisa dilakukan dalam berbagai kegiatan pergaulan di sekolah maupun masyarakat.

Semangat gotong royong dikalangan remaja ini bisa tumbuh dengan beberapa cara salah satunya adalah solidaritas yang tinggi terhadap lingkungan dan sesama dan menghidupkan kembali semangat kebersamaan dalam komunitas bersama yaitu organisasi. Dengan berorganisasi maka kita akab mendapatkan banyak keuntungan seperti dapat memiliki keterampilan tertentu (soft skill). 

Dalam ketertiban seseorang dalam organisasi akan ada interaksi antar individu sehingga tercipta rasa kebersamaan dan kekeluargaan. Organisasi tersebut tidak harus organisasi yang formal yang ada di seklah, kampus, ataupun kampung, akan tetapi bisa berupa paguyuban, komunitas, perkumpulan berbentuk klub berdasarkan hobi seperti sepak bola. Hal ini sangat penting karena ada kerjasama antara satu dengan yang lain . secara perlahan akan terbentuk semangat gotong royong.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun