Mohon tunggu...
Wardah Roudhotina
Wardah Roudhotina Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

Berfokus pada kasus-kasus remaja hingga dewasa, menyukai hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan diri dan melihat satu situasi dari sudut pandang yang berbeda. Kompasiana menjadi tempat belajar (menulis) dan menuangkan isi pikiran saya.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Psikologi: Tidak Hanya Orang Dewasa, Anak Juga Butuh Validasi Emosi

26 Januari 2023   20:59 Diperbarui: 28 Januari 2023   15:55 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orangtua validasi perasaan anak (Freepik/jcomp)

Individu yang tidak pernah bisa mengungkapkan perasaan, takut mendapat penolakan (lagi)/respon buruk dari orang terdekat akan memilih untuk memendam. Mereka yang selalu diarahkan untuk hanya memiliki emosi positif akan berpikir jika tidak boleh merasakan emosi negatif. Situasi berulang yang tanpa sadar menjadi bumerang untuk diri sendiri. Akan ada perasaan bersalah saat merasakan emosi negatif, berusaha mencari aktivitas pengalihan agar terlihat baik-baik saja, namun akhirnya mudah tersulut amarah hingga muncul perilaku agresif. Dampak lebih lanjut, situasi yang memburuk dapat mengarah pada gangguan psikologis.

Lalu apa yang sebenarnya dibutuhkan untuk mencegah situasi tersebut? Validasi Emosi

Tentu bukan hal yang mudah untuk dipraktikkan, terutama bagi kita yang tidak pernah mendapat validasi sejak kecil. Ketrampilan yang membutuhkan pengakuan dan penerimaan emosi secara utuh tanpa menghakimi. 

Bagaimana pun, perlu kita sadari bahwa menenangkan anak "segera" saat merasa tidak nyaman bukan satu-satunya cara untuk membentuk mental anak menjadi kuat. 

Dengan memberikan validasi emosi, maka akan membantu meringankan apa yang ia rasakan. Kedepannya, anak akan mampu menyadari bahwa merasakan berbagai muatan emosi negatif adalah hal yang wajar saat menghadapi situasi yang tidak nyaman. Anak juga akan belajar bagaimana mengenali dan meringankan perasaan yang tidak nyaman secara mandiri.

Ada beberapa cara yang dapat dipraktikkan untuk membantu anak memvalidasi perasaannya.

  • Sadari dan kenali apa yang terjadi pada anak
  • Kenali sumber/penyebab emosi anak
  • Berikan validasi atas apa yang anak rasakan (misal: "pasti rasanya berat menerima kekalahan di pertandingan hari ini. Gpp kalau kakak merasa sedih.."
  • Bantu anak mengenali apa yang ia perasaan, bagian tubuh yang tidak nyaman, dan pikiran yang mengganggu
  • Dampingi anak dan berikan penguatan agar dapat melewati situasi tersebut

Beruntung saat ini layanan profesional psikolog sudah banyak dikenal masyarakat. Seringkali saya mendapatkan klien remaja yang sebagian besar pokok masalahnya berkaitan dengan emosi. 

Sebagai profesional, kami bisa membantu para remaja untuk bisa menyadari dan mengenali apa yang saat ini ia rasakan. Namun harapan kami, semoga anak-anak dan para remaja di luar sana (dalam proses tumbuh kembangnya) dapat terfasilitasi oleh keluarga dalam mengolah emosi secara tepat.

Mengakhiri ulasan ini, "Emosi negatif memiliki hak yang sama dengan emosi positif. Peran kita bukan untuk menghindari atau mengabaikan perasaan tidak nyaman, tapi menerima dan mengakui sebagai bagian dari diri kita saat ini. It's okey not to be okey!"

Sumber :

  • Lambie, J.A. & Linberg, A. (2016). The Role of Maternal Emotional Validation and Invalidation on Children's Emotional Awareness. Merrill-Palmer Quarterly. 62 (2), pp.129-157
  • Westphal M, Leahy RL, Pala AN, Wupperman P. (2016). Self-compassion and emotional invalidation mediate the effects of parental indifference on psychopathology. Psychiatry Research. 242. pp.186-191.
  • https://www.verywellmind.com/what-is-emotional-validation-425336

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun