Mohon tunggu...
Wardah Fajri
Wardah Fajri Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis Pengembara Penggerak Komunitas

Community Development -Founder/Creator- Social Media Strategist @wawaraji I www.wawaraji.com Bismillah. Menulis, berjejaring, mengharap berkah menjemput rejeki. Blogger yang menjajaki impian menulis buku sendiri, setelah sejak 2003 menjadi pewarta (media cetak&online), menulis apa saja tertarik dengan dunia perempuan, keluarga, pendidikan, kesehatan, film, musik, modest fashion/fashion muslim, lifestyle, kuliner dan wisata.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pasar Santa Magnet Baru Luar Biasa Harapan Saya

20 Desember 2014   03:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:55 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1418995453400071234

[caption id="attachment_342117" align="aligncenter" width="499" caption="Pasar Santa (Foto: Kompas Travel)"][/caption]

Sebagai warga yang hilir mudik di Jakarta raya meski tak punya rumah di ibukota, saya kenal Pasar Santa. Sekadar kenal begitu saja. Meski kantor lama berlokasi tak jauh dari sana, pasar itu tak mendapat tempat di hati saya. Sekadar kenal sekadar lewat saja.

Kini, saya begitu menaruh harapan padanya. Mendengar ada kedai kopi dan komunitas penyuka barang jadul punya kegiatan seru kemudian menjadi magnet bagi kalangan muda untuk datang ke Pasar Santa, saya jadi ingin menjadi bagian darinya.

Namun apa daya, popularitas Pasar Santa yang menanjak membuat saya harus antri untuk mendapatkan satu kios saja di pasar yang kini jadi tempat berkumpulnya komunitas dan berbagai aktivitasnya.

Kepala Pasar Santa Bambang Sugiarto saat saya hubungi mengatakan, kios kosong yang pada september masih tersisa 200 sudah berpenghuni. Dulunya, sebelum pengelola pasar dibawah pimpinan Bambang menyasar segmen komunitas, tak ada yang melirik pasar tradisional terbengkalai ini. Kini, menyewa satu kios pun sulit

Kepada Bambang saya utarakan niat menyewa satu kios untuk komunitas penulis online. Saya dan Bambang sama-sama tertarik. Namun, Bambang tak punya kuasa memberikan sewa.

"Saya sebagai pengelola. Kios pasar ini sebenarnya sudah dibeli tapi sepi peminat. Nanti saya pertemukan dengan pihak pemilik kios," katanya berjanji yang bagi saya adalah harapan.

Saya pikir pak Bambang ini kreatif, inovatif, dan cerdas membaca peluang. Ia buktikan kekuatan komunitas bisa membankitkan kembali pasar yang sudah lemah tanpa daya. Kepadanya pun saya menaruh harap semoga masih ada 1-2 kios tersisa.

Pasar Santa, semoga berjodoh sama saya ya! Mari libatkan saya dan komunitas untuk menambah daya tarik magnet lebih kuat lagi. Ini bukan promosi tapi sebuah doa dan harap yang saya panjatkan sedalam-dalamnya hati. Bukankah ada kata bijak yang kira-kira esensinya begini: sampaikan apa yang menjadi harapan impianmu biarkan orang lain tahu untuk mendoakan, dan alam semesta raya mendukungnya. Semoga saya dikelilingi orang baik yang mendukung tulus supaya "mantra" tadi itu manjur mulus. Selain ridha-Nya tentunya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun