KESEJAHTERAAN HIDUP
(Perspektif Budaya Lembah Baliem)
Pengantar Hun flocky
di tulis Sony Lani
Lembah Baliem, tanah yang kaya akan budaya dan nilai-nilai luhur, kini menghadapi tantangan yang tak ringan. Di tengah keindahan alam dan sejarah panjang kekerabatan, muncul fenomena sosial yang mengusik nurani: kriminalitas yang menjamur, nilai tradisi yang memudar, dan kesejahteraan yang semakin jauh dari harapan.
Tulisan ini lahir dari keprihatinan terhadap kondisi sosial yang berkembang di lembah ini. Ia bukan sekadar kritik, melainkan ajakan untuk kembali menengok akar budaya yang pernah menjadi penopang kesejahteraan hidup masyarakat Baliem---komunitas yang kuat, spiritualitas yang dalam, dan tradisi yang bermakna.
Melalui refleksi budaya dan tawaran solusi berbasis kearifan lokal, tulisan ini mengajak semua pihak untuk tidak tinggal diam. Sebab kesejahteraan bukan hanya urusan ekonomi, melainkan tentang martabat manusia, tentang rasa aman, dan tentang harapan yang tumbuh dari tanah sendiri.
_Tulisan ini ditulis oleh L.A dan pertama kali dibagikan melalui grup publik WhatsApp sebagai bentuk kepedulian terhadap situasi sosial di Lembah Baliem._
Semoga tulisan ini menjadi pemantik diskusi, dan lebih dari itu, menjadi langkah awal menuju pemulihan nilai-nilai hidup yang pernah menjadi kebanggaan lembah ini.
KESEJAHTERAAN HIDUP
(Perspektif Budaya Lembah Baliem)
_____________
(Tulisan ini, saya menggoreskannya melihat situasi kondisi kriminalitas semakin menjamur di lembah ini).
Manusia pada umumnya diseluruh dunia, berkehendak agar ingin hidup SEJAHTERA. Sesuatu harapan untuk menggapai hidup yang baik, tersiratannya muncul dalam bingkai kata sejahtera. Namun seringkali muncul hambatan dalam upaya untuk mencapai harapan akan hidup sejahtera tersebut. Membuatnya setiap orang harus mengalami frustrasi, seakan ia sudah tak berdaya, dan akhirnya berusaha untuk mencari jalan pintas. Jalan pintas yang ia hadapi, adalah penuh resiko yang lebih berat yakni menjadi, pencuri perampok, penjambret, pembegal dan lain sebagainya.