Mohon tunggu...
HUN FLOCKY
HUN FLOCKY Mohon Tunggu... Aktivis budaya Masyarakat Lembah baliem suku hubula

Menulis dan menyoroti pentingnya akar dan identitas budaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Krisis Identitas antara Pasif dan kritis (Hun flocky)

6 Juli 2025   20:40 Diperbarui: 6 Juli 2025   20:40 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi Tom Cristian Marian 

Indikasi Distorsi dalam Masyarakat:

  1. Generasi Muda yang Terputus dari Tanah
    Banyak anak muda di Jayawijaya lebih bangga menjadi pegawai kontrak atau buruh proyek daripada mengelola kebun atau membuat noken. Padahal, Kampung Siep Kosi telah membuktikan bahwa buah naga bisa menjadi komoditas unggulan yang mengangkat ekonomi lokal[2].

  • Seorang wanita mengenakan pakaian berwarna-warni menampilkan kerajinan noken termasuk tas dan anyaman yang dipamerkan di depan mereka.

  1. Normalisasi Ketergantungan
    Bantuan sosial dan proyek instan menciptakan budaya menunggu. Inisiatif lokal melemah karena masyarakat terbiasa menerima, bukan mencipta.

  2. Krisis Harga Diri Profesi Lokal
    Petani dan pengrajin noken mulai merasa malu dengan pekerjaannya. Padahal, Pemkab Jayawijaya sendiri mendorong ekonomi kreatif berbasis noken di 328 kampung[3].

Indikasi Distorsi dalam Pemerintahan:

  1. Pembangunan Berbasis Simbol, Bukan Substansi
    Fokus pada pembangunan fisik seperti KIPP (Kawasan Inti Pusat Pemerintahan) sering kali tidak dibarengi dengan penguatan kapasitas masyarakat[4].

  • Seorang pria di KIPP Jayawijaya sedang berbicara di depan kerumunan.

  1. Minimnya Integrasi Kearifan Lokal dalam Kebijakan
    Padahal, Wapres RI sendiri menegaskan bahwa pembangunan Papua Pegunungan harus selaras dengan kearifan lokal untuk menghindari konflik dan memperkuat penerimaan masyarakat[5].

  2. Modernisasi yang Keliru
    Seperti yang dikatakan oleh Pj Gubernur Velix Wanggai, Papua Pegunungan harus menghindari modernisasi yang keliru---yakni pembangunan yang tidak kontekstual dan tidak berakar[6].

Refleksi: Antara Pasif dan Kritis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun