***
Suatu siang, seorang Ayah muda mengajak anaknya pergi ke kampung naik sepeda motor. Ayahnya hendak mengambil bambu untuk suatu keperluan.
Di atas motor matic, di depan ditaruh ember berisi sampah organik sisa buah dan sayur, mau dibuat pupuk di kampung. Anaknya meminta duduk di belakang. Meski istrinya tak ikut, si anak sudah berani duduk sendiri di belakang.
Bagi keluarga cemara ini, perjalanan naik motor adalah petualangan bersama si anak. Mereka bisa membahas banyak hal, dari yang penting, sampai sangat tidak penting.
Seperti kendaraan yang dilewati, proyek mangkrak di tepi jalan yang kembali digarap, layangan nyangkut di kabel PLN, hingga gantungan berbentuk ikan di mobil bak buka. Mata si anak bagaikan mata elang, semua bisa terlihat olehnya, sedang mata Bapak-Mamanya masih mencari di mana.
Sore itu, muncul pertanyaan pertanyaan di luar dugaan dari si anak. "Papa udah gajian belum?" katanya. Eh, macam mana bocil ini. Macamnya dia tahu bahwa Bapaknya sudah tak punya uang, maka ditanya kapan gajian.
"Memangnya kenapa, Bang?" tanya si Bapak, pura-pura beg*. "Soalnya, aku mau beli es krim di L*ca," balasnya.
Ya, beberapa waktu lalu anakku demam es krim. Setiap lewat tempat belanja yang dia tahu ada box es krim, dia minta untuk beli es krim. Harganya cuma Rp3.000, tapi isinya cuma gula.
Aku dan istri sesekali mengajak anak makan es krim yang agak enak, harganya ya lumayan. Namun, kalau teringat si anak selalu mengajak makan es krim ke sana. "Besok kalau Papa gajian ya, Nak!" kata si Bapak, berusaha meredam keinginan si anak.
Siapa sangka, si anak menanyakan kapan gajian, minta makan es krim. Hmm... Inilah yang membuat si Ayah tersenyum. Anaknya mengingat momen makan es krim bersama Papa dan Mama. Ia menanti kapan Papanya gajian agar bisa makan es krim bareng lagi. Seru ya!