1) Silaturahmi adalah Ikatan Tak Terlihat
Silaturahmi adalah ikatan tak terlihat yang menghubungkan kita dengan orang lain. Entahkah tetangga, kerabat jauh, sampai sahabat. Kalau anggota kerabatnya banyak, dan tak cukup waktu dan tenaga buat mengunjungi, tentu repot. Kadang, tahun depan menjadi alasan untuk menunda silaturahmi.
Ikatan ini harus terus dijaga agar tak putus. Sampai ada slogan "Pinjam dulu seratus, biar silaturahmi tak putus" Tapi, jangankan seratus. Atas nama silaturahmi, jangankan seratus, jutaan pun mungkin kita pinjamkan. Kalau ada uangnya...
2) Berbagi Kabar Terbaru
Meski berpotensi menjadi ajang pamer dan saling menghakimi, esensi silaturahmi harus terus dijaga. Kapan menikah? Sudah punya anak atau belum? Kapan nambah anak? Sudah naik jabatan atau belum? Dan seterusnya...
Kita bisa menyikapi pertanyaan mengancam itu dengan lebih bijak. "Doakan saja yang terbaik," misalnya. Lebih penting adalah bisa berkumpul dengan kerabat hanya setahun sekali, semua dalam kondisi sehat. Bukankah itu hal yang pantas disyukuri?
3) Bisa Jadi tidak Ada Pertemuan Tahun Depan
Aku agak menyesal karena tidak mengunjungi Bude lebaran lalu. Jadi tidak ada kesempatan bertemu sebelum dia meninggal. Padahal jarak rumah kami tak sampai satu jam. Penyesalan selalu datang belakangan.
Setidaknya, aku ada kesempatan melihat wajah bude yang terakhir kalinya sebelum dikuburkan. "Wajahnya cantik, tersenyum bahagia" ungkap adiknya, Ibuku. Aku juga berkesempatan bertemu kakak sepupu yang tinggal di luar kota.
Maaf kita tidak bertatap muka dalam komunikasi, Bude. Terima kasih atas teladan iman yang telah kau wariskan. Sampai jumpa di kekekalan. --KRAISWAN