Kenyamanan VS Kemapanan
Kita bekerja agar bisa hidup nyaman, atau mapan? Nyaman berarti kondisi yang dipenuhi damai sejahtera, bahagia, sukacita, dan perasaan yang menyenangkan. Nyaman juga bukan berarti tanpa tantangan. Tantangan silih berganti, namun kehadiran teman-teman yang solid dan suportif tentu membuat nyaman.
Beda lagi dengan kemapanan. Mungkin ada orang yang menganggap bekerja itu untuk hidup mapan. Gajinya harus besar, sehingga semua hal yang diinginkan bisa dipenuhi. Itu pun pilihan.
Entahkah nyaman atau mapan, asalkan kita bisa mensyukuri, menikmati proses dan bertanggung jawab pada tugas yang diberikan; bagiku itu cukup. Ada keluarga maupun teman-teman yang terus mendukung. Merekalah modal dan support utama dalam kita melakukan pekerjaan, bukan?
Hidup Bak di Halte Bus, Ada Perjumpaan dan Perpisahan
Akhirnya, dari semua motivasi dan ambisi dalam pekerjaan, hidup itu memang seperti di halte bus. Ada perjumpaan dan perpisahan. Aku sendiri pernah mengalami beberapa perpisahan dengan teman kerja. Merasa kehilangan sosok yang biasa diajak bekerja, berdiskusi, dan bercanda; tentu sedih. Namun, jika itu pilihan mereka, dan membuat mereka bisa menjadi berkat di tempat lain, apa hak kita menahannya?
Seorang teman senior berujar, ia sudah mati rasa akan perpisahan semacam ini. Tidak ada air mata, maupun kesedihan. Sebab, dia sudah sering menjadi saksi kisah perpisahan.
Adakah Anda menjadi saksi atau justru yang melakukan perpisahan ini? --KRAISWAN
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI