Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Senang Rasanya Jika Orang Mengingat Kita

22 April 2025   15:14 Diperbarui: 22 April 2025   15:14 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menyapa orang yang baru dikenal | foto: istockphoto

Pernahkah Anda mengalami situasi seperti ini: bertemu seseorang dalam sebuah kegiatan, lalu di hari lain, orang itu menyapa Anda dengan ramah---menyebut nama Anda---sementara Anda... benar-benar lupa namanya? Duh, rasanya sungkan dan malu, ya?

Saya pernah mengalaminya. Saat itu, saya bertugas sebagai usher dalam ibadah Paskah. Beda dengan tahun-tahun sebelumnya, kali ini saya tidak hanya duduk manis sebagai jemaat, tapi aktif menyambut dan membantu jemaat mencari tempat duduk. Maklum, dalam perayaan besar seperti ini, jemaat sudah mulai berdatangan satu jam sebelum ibadah dimulai, demi mendapat tempat di gedung utama.

Ketika saya berdiri di dekat pintu masuk, seorang ibu paruh baya menghampiri dan menyapa, "Mas yang kemarin main gitar, ya?"
Saya tertegun. Main gitar? Di mana ya?

"Iya, waktu persekutuan di rumah Mas M kemarin," lanjutnya. Barulah saya ingat. Ibu itu pernah hadir dalam persekutuan wilayah saya. Ternyata beliau berasal dari wilayah lain, tapi karena dekat dengan tuan rumah, ia ikut hadir malam itu.

Dengan sedikit canggung, saya pun bertanya nama beliau dan tempat tinggalnya. Ternyata, persekutuan di wilayahnya hanya diadakan dua hingga tiga minggu sekali. Padahal, beliau sangat rindu untuk bersekutu. Maka, beliau tak segan mencari persekutuan terdekat agar bisa terus mendengar firman Tuhan.

Saya terkesan. Sebuah kerinduan yang tulus untuk tetap terhubung dalam komunitas rohani.

"Mas anaknya satu, laki-laki, kan?" sambung beliau kemudian. Wah, ternyata beliau juga memperhatikan saya dan keluarga saya. Saya tersanjung. Mari kita sebut beliau: Ibu N.

Percakapan ringan kami berlangsung hingga lima belas menit sebelum ibadah dimulai. Tapi kesan yang tertinggal di hati saya, jauh lebih dalam. Ibu N mengingat saya. Dan saya belajar sesuatu dari pengalaman itu.

Banyak dari kita punya daya ingat yang terbatas---mudah lupa. Tapi ketika ada seseorang yang mengingat kita, menyapa dengan hangat, dan bahkan ingat detail kehidupan kita... bukankah itu sungguh menyenangkan?

Mari kita belajar untuk lebih peka dan bersyukur atas berkat-berkat kecil dalam hidup: keluarga, komunitas, pekerjaan, kesehatan, bahkan pertemuan-pertemuan singkat dengan orang-orang yang peduli. Jika Anda teringat akan seseorang, jangan ragu untuk menyapa. Bisa jadi, sapaan sederhana itu membuat harinya lebih bahagia.

Dan yang paling mengharukan, Tuhan juga mengingat kita. Bukan hanya saat kita sedang baik dan rajin berdoa, tapi bahkan saat kita jauh dan penuh dosa.

"Maka Allah mengingat Nuh dan segala binatang liar dan segala ternak, yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu, dan Allah membuat angin menghembus melalui bumi, sehingga air itu turun."
--- Kejadian 8:1 (TB)

Nuh adalah salah satu orang yang menerima anugerah keselamatan dari Allah. Ia dan keluarganya diselamatkan dari air bah melalui bahtera yang dibuat atas petunjuk Tuhan. Allah mengingat Nuh dan keluarganya, sehingga air bah yang merendam seluruh dunia mulai surut.

Jika Allah begitu setia mengingat kita, tidakkah seharusnya kita juga saling mengingat dan memperhatikan sesama? Mari kita jadi pribadi yang hadir, menyapa, dan mengingat. Karena siapa tahu, dengan itu kita menjadi perpanjangan kasih Tuhan di dunia ini. --KRAISWAN

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun