Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bejana yang Terlalu Mahal Jika Hanya Disimpan

9 Maret 2025   02:08 Diperbarui: 9 Maret 2025   02:26 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai makhluk ciptaan, kita tentu memiliki kekurangan dan kelebihan. Bak vas dari China di atas, kelebihan yang kita miliki amat sayang jika hanya disimpan di dalam rumah. Hanya sedikit orang yang bisa merasakan manfaat dari keindahan dan kemewahan vas itu, yakni mereka yang berkunjung ke rumah kita. Iya kalau tidak dibuat bersarang laba-laba atau kecoa. Iya kalau tidak disenggol anak, lalu pecah.

Harusnya, bejana dipakai sesuai fungsinya. Tidak hanya memuja keindahan--tanpa niat menyinggung selera pecinta seni. Jika bejana bisa dipakai untuk menyimpan makanan dan air--elemen utama penopang kehidupan, dan juga kebutuhan sehari-hari, tentu akan sangat bermanfaat bagi orang-orang di sekitar kita.

Seorang laki-laki telah menikah dan dikaruniai satu anak. Semenjak pandemi Covid-19, dia belum kembali terlibat pelayanan di gereja. Tak semilitan saat lajang dulu.

Namun, ada kejadian unik pada suatu hari di Sekolah Minggu. Gitaris yang biasa mengiringi kelas Sekolah Minggu anaknya terlambat. Terpaksa, anak-anak menyanyi tanpa iringan. Lelaki ini pun terusik. Kelas menjadi sepi tanpa iringan alat musik. Ia bisa bermain gitar, namun sungkan untuk mengambil gitar. Ambil atau tidak?

Kasihan melihat anak-anak, dengan terpaksa diambilnya gitar itu. Berikutnya, dia direkomendasikan untuk terlibat dalam pelayanan anak di gerejanya. Dikiranya cuma menjadi gitaris, namun berkembang menjadi MC dan penyampai firman Tuhan.

Di kelompok wilayah, lelaki ini juga mengiringi dengan gitar. Di gereja, dia melayani sebagai petugas kolektan dan lektor. Cukuplah pelayanan ini. Waktu dan tenaganya tidak selimpah saat lajang.

Namun, pengurus Komisi Anak meminta kesediaannya untuk memimpin persiapan Guru Sekolah Minggu. Wah, gimana gimana...? Ia tak pernah mengajukan diri. Dia tak tahu, siapa yang merekomendasikannya untuk terlibat dalam pelayanan ini. Kebetulan ia seorang guru.

Teringat vas paling mahal di dunia di atas. Semahal apa pun, seindah apa pun sebuah bejana, terlalu sayang jika hanya disimpan. Setelah merenungkan dan mendoakan, si lelaki akhirnya bersedia. Ia mau belajar dan berbagi. Bejana itu pun dipakai sesuai fungsinya, menyimpan 'air dan makanan', lalu dibagikan kepada orang lain. --KRAISWAN

Referensi: 1, 2

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun