...Hari Minggu, semua hari harinya Tuhan, harinya Tuhan...
***
Di atas adalah penggalan lagu "Hari Ini Harinya Tuhan". Bukan hanya hari Minggu, semua hari adalah harinya Tuhan. Maksudnya? Bukankah ibadah biasanya sekali seminggu, sedang hari lainnya untuk bekerja. Bagaimana semua hari adalah harinya Tuhan...?
Jangankan semua hari, semua yang bernafas pun adalah milik Tuhan. Segala yang melekat dalam hidup kita adalah titipan semata. Jika kita menyalahgunakan hal yang dititipkan itu, Tuhan--Sang Empunya segalanya--bisa mengambilnya kapan saja.
Sabtu malam diadakan pertemuan Bapak-Bapak RT di daerah tempat tinggalku. Agendanya rutin seperti biasa: pembukaan, kata sambutan dari ketua RT, laporan tiap seksi, warna sari, dan penutup. Namun, diumumkan oleh seksi pembangunan bahwa besoknya akan diadakan kerja bakti pukul 07.00 pagi. Bertepatan juga dengan memasuki bulan puasa.
Waduh, padahal aku harus mengantar anak ke Sekolah Minggu (SM) dan  beribadah bersama istri. Bagaimana ini? Lebih penting kerja bakti atau ibadah?
Ibadah bisa setiap minggu, kerja bakti belum tentu sebulan sekali
Sebagai orang Kristen yang taat, yang telah menerima anugerah keselamatan, maka melakukan ibadah menjadi standar hidup yang mesti dilakukan. Sudah diselamatkan, masakan beribadah saja mau bolos.
Namun, ada godaan pemikiran, "Ibadah bisa setiap minggu, kerja bakti belum tentu sebulan sekali." Seolah-olah tidak apa-apa kalau tidak beribadah. Namun, aku dan istri tidak menyerah. Apalagi di gerejaku ibadah diadakan tiga kali, pagi jam 7, jam 9.30, dan sore. Aku segera mengabari istri tentang agenda kerja bakti. Istriku pun memberi solusi. Dia akan mendampingi anak ke SM, supaya aku bisa ikut kerja bakti. Â
Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. (Matius 5:14) Bagaimana mau menjadi terang (berkat), kalau waktunya berkumpul dalam kerja bakti saja tidak menyempatkan diri dengan alasan ibadah. Supaya tidak terkesan religius fanatik, aku dan istri sepakat untuk bisa terlibat dalam kegiatan rohani (gereja) maupun kegiatan sosial (di masyarakat).