Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pohon Manten, Saksi Mimpi "Trio P"

16 Mei 2021   01:02 Diperbarui: 14 Maret 2023   07:53 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Basecamp favorit Trio P | foto: KRAISWAN

"Kang Mas, besok Senin kamu sudah masuk kerja kan? Besok bangun pagi, jalan-jalan yuk! Ke mana gitu, lihat yang ijo-ijo", kata Juminem pada suaminya suatu malam menjelang tidur. Semangat empat lima, bak katak yang selama ini sembunyi di balik tempurung, mendambakan dunia luar.

Meski was-was sebab masih pandemi Covid-19 di waktu lebaran, suaminya berusaha menuruti juga. Sekedar menikmati waktu dengan istrinya. Syukur bisa memberinya sebutir kebahagiaan yang tak mungkin diwujudkan dalam sebongkah emas atau lembaran saham.

***

Hari masih remang. Sang surya belum lagi menampakkan segenap hidung. Dengan tenaga penuh bersumber dari kupat opor yang dipanaskan, Paijo menggenjot onthelnya menuju rumah Panjul dan Petruk, rumah mereka berdekatan.

"Njul! Truk! Lek ndang metu kene, selak mlbandang srengengene!", ajak Paijo, greget. (Ayo segera keluar, keburu kabur mataharinya!) Hari ini Sabtu, tak ada belajar daring. Mereka bebas bermain seharian. Hari ini, jatah mereka nongkrong di basecamp favorit, Pohon Manten, terletak di ujung kampung.

Trio P itu (Paijo, Panjul, Petruk) tak tahu-menahu dan tak perlu ingin tahu, alasan pohon tempat basecamp mereka disebut Pohon Manten. Soalnya, sejak ibu mereka masih kecil, pohon itu sudah ada. Satu-satunya pohon di tengah sawah, dengan batang meliuk-liuk bisa dipakai duduk. Banyak pasangan yang hendak menikah mengambil foto di situ.

"Ayo cepat, turunkan sepedanya", ajak Paijo pada kedua sohibnya. Jalan menuju basecamp tidaklah rata. Dari jalan raya, kontur jajaran sawah tempat tongkrongan memang lebih rendah. Meski menyebut "basecamp", mereka tidak benar-benar memiliki tempat itu. Mereka tidak menanam pohon itu, tidak turut membersihkan sekitarnya, dan tak punya jasa apa pun untuk kelestarian lingkungan di tempat itu. Karena suka nongkrong di tempat itu, maka melalui kongres Trio P, jadilah tempat itu markas mereka.

"Tuh kan, sudah ada orang di sana mendahului kita. Kan sudah kubilang kemarin, kita harus datang cepat sebelum keduluan orang lain", keluh Paijo. "Ya sorry Jo, perutku mulas tadi", balas Petruk. "Iya Jo, aku tadi masih membantu simbokku menguras sumur", imbuh Panjul.

"Hah, banyak alasan kalian!", mencak-mencak si Paijo, padahal baru kemarin bermaaf-maafan. "Tengoklah, kurasa sudah selesai mas-mas itu. Semoga mereka segera pergi. Lagi pula itu basecamp kita. Jangan mau kalah!"

Sepeda terparkir aman. Serasa di rumah sendiri, ketiganya melenggang menuju Pohon Manten. "Jadi gimana sama rencana kita, sudah ada ide kalian?", Panjul memulai percakapan begitu mereka mendaratkan badan di batang pohon. "Apa cita-citamu Jo?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun