Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Salah Jurusan? Tak Apa, Asal Terus Bergerak

30 Maret 2021   23:17 Diperbarui: 31 Maret 2021   00:14 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah jurusan tak apa, asal terus bergerak | olah gambar: KRAISWAN

Namaku Harsel Bersuap. Jangan dihina, itu bukan sembarang nama. Ada makna agung yang orang tuaku segel di dalamnya. Artinya? Harsel Bersuap: Harus Selalu Bersyukur Apapun keadaannya. Nah, kena kau!

Dari nama itu, orang tuaku bermimpi kelak aku jadi manusia yang berguna bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan dunia. Maka, aku menggantungkan cita-cita setinggi langit. Menjadi apa rupanya? Ini: guru PNS. Kenapa guru? Kata bapakku, supaya tidak direndahkan orang seperti kalau kerja di pabrik. Supaya terpandang di masyarakat.

Perihal PNS? Gajinya tinggi, dapat pensiun. Selugas itu.

Kata mbah-ku, jodoh dan rezeki ada di tangan Tuhan. Entah kenapa, mbah-ku dari pihak bapak itu benar. Dua dekade berikut, di sinilah titik nasibku: guru. Swasta. Sejeleknya, tetap jadi guru, toh?

***

"Sel, mau datang aku ke Surabaya. Kasih tau kosmu ya." Kesambet apa rupanya si Jonno. Tiada badai, tak terdengar geledek, tetiba mau datang. Butuh hiburan kali dia. Bosan di pesisir Jepara makan cumi dan ikan bakar melulu. Mungkin setelah melihat video wisata kuliner di YouTube dia penasaran rasa bebek sinjay.

"Sudah melamar aku ke sekolahmu." Halah. Aku ceritakan sedikit tentang Jonno ini ya, sob. Dia bukan saudaraku, dari sudut mana pun kami tak ada garis sedarah, kecuali nenek moyang segala umat, Adam.

Jonno ini teman kuliahku. Satu progdi, pendidikan Fisika. Dari sinilah nantinya guru-guru Fisika akan dicetak. Seperti apa wujudnya, itu soal belakang. Alih-alih kompak produktif, kami bagai air dengan minyak. Susah disatukan. Mau dibakar sampai suhu 1.000 Kelvin, atau dicelup ke matahari, sia-sia.

Beberapa pengalaman ini misalnya. Dia pernah pacaran selama kuliah, sedang aku tidak. (Tapi aku nikah duluan, hihi). Aku molor kerja tugas akhir, dia ngikut. Pernah dia kubonceng motor, tanpa helm. Ketahuan pak polisi, kena tilang. Aku dong yang bayar denda. Nah, dari sini saja aku yakin, tidak hoki kalau terus bersama Jonno. Lha ini, dia mau bekerja satu kota samaku. Satu sekolah pula...

Singkat cerita, si Jonno tidak lolos pada salah satu tahap seleksi. Kasihan juga. Tapi, yes! Nasib baik masih berpihak padaku. Aku melanjutkan cita-citaku, menjadi guru di sebuah SMP di Surabaya. Bagaimana nasib si Jonno? Dia sudah diterima di sekolah di Medan sana. Biar digembleng dikit mentalnya di lingkungan orang Batak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun