Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Siapa Cepat Dia Dapat, "Kompetisi" Tes Antigen

4 Januari 2021   18:21 Diperbarui: 5 Januari 2021   14:32 2137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antrean pasien di RS Rasyida | KRIS WANTORO

Menurut keterangan cetak di kaca kasir RS Tentara, pasien diharapkan kembali Senin, pukul 08.00. (Disebabkan banyak yang menuai kecewa, untuk menyenangkan pasien mungkin, salah satu petugas entah dengan otoritas apa mengedit dengan pena, pasien bisa kembali Minggu, pukul 08.00) Di Rasyida, yang antre sejak pukul 07.00 saja belum diambil sampel.

Lega? Mungkin. Tapi tidak sebelum berhasil tes. Kami cek di RS Tiara, hanya melayani rapid tes. Setelah diskusi dengan istri, kami pulang dengan tangan kosong. Esok akan kembali lebih awal!

Esok hari. Kami kesiangan, pukul 07.00 baru bangun. Hanya cuci muka, lalu meluncur ke Siantar. Teman istri sudah lebih dulu tiba, dimintai tolong mengambil antrean kami. Hasilnya, lab di RS Tentara tutup. (Kami cek langsung). Tidak tersedia alatnya. Well...

Beralih ke Rasyida (untungnya jarak antarfaskes dekat, cukup 10 menit dengan motor). Jangankan kami, teman istri yang datang awal pun tak dapat antrean. Ada yang dibelain datang pukup 04.00. Greget.

Besok kami berangkat. Dua faskes yang ready tak sanggup melayani. Ke Medan, yang lebih banyak faskes? Jarak dan akomodasinya tak masuk akal. Opsi terakhir, di bandara.

Antrean mengisi data di bandara Kualanamu | KRIS WANTORO
Antrean mengisi data di bandara Kualanamu | KRIS WANTORO

Pukul 21.17, eks-rekan guru japri, menanyakan dan menyatakan tes antigen di bandara habis. Mertuanya disarankan kembali lagi tanggal 15 (parah!), dan akhirnya ganti jadwal. Masalahnya, mau ganti di hari kapanpun kalau tiada fasilitas tes, sama wae. Drama macam apa ini?

Saya percaya Tuhan berdaulat penuh. Sehelai rambut pun takkan jatuh tanpa seizinNya. Tapi manusiawi saya mustahil disangkal. Khawatir.

Itu pun sudah diberkati, akomodasi ke bandara menumpang kerabat. Lebih hemat. Lumayan buat beli beras sebulan.

Saya mengajak istri bersaat teduh dan berdoa, memohon belas kasihan Tuhan. Jika Ia berkenan, semoga bisa tes di bandara. Paling buruk, ditunda penerbangannya supaya ada waktu untuk tes. Entah reschedule atau hangus. Artinya keluar biaya lagi. Dia pasti sediakan, entah dengan cara apa.

Kami sudah berusaha, dua kali pergi pulang Siantar, nihil. Peluang terakhir di bandara. Serahkan semua ke tangan Tuhan, kami segera beristirahat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun