Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Memilih Hidup di Kampung, Emang Enak?

6 Juli 2020   07:23 Diperbarui: 7 Juli 2020   02:25 2384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan langit di kampung, foto: KRAISWAN

***

Tidak berarti hidup di desa terus enak. Idealnya, orang desa adalah bos atas diri sendiri betapa pun roda ekonominya lambat. Yang lebih mengerikan dari membabu di kota adalah jadi babu di kampung sendiri.

Seperti dikutip Mahbub. Ada tidak enaknya hidup di desa, karena tidak memiliki apa-apa lagi. Seorang pemuda merantau ke Jakarta. Pulanglah ia waktu lebaran. Menurut Perda No. 11, pedagang asongan kini dilarang berjualan di lampu merah. 

Mengganggu lalu lintas. Bisa ditangkap dan didenda. Niatnya pemuda ini tinggal saja di kampung, membantu bapaknya mengurus sawah. Bapaknya menolak. "Kami sendiri di sini susah payah. Tanah sendiri sudah tidak punya, terpaksa memburuh di tanah orang." (Asal Usul, Mahbub Djunaidi, halm. 396)

Jadi, hidup di desa syukurilah, tinggal di kota nikmati saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun