Mohon tunggu...
Wandra Aira
Wandra Aira Mohon Tunggu... La Vie est Belle

Rêve d'atteindre les étoiles dans le ciel, si tu ne peux pas les atteindre, prends un nuage à la place.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jelajah Masjid Kuno di Kairo

10 Mei 2013   08:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:49 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Benteng / Citadel Saladin

Mengunjungi negara Mesir di akhir bulan April yang merupakan musim panas, sungguh menjadi momen yang pas jika ingin suasana eksotik dengan background padang pasir yang khas.

Mesir seperti umum diketahui, sebuah negara yang sangat kaya budaya dengan peninggalan bangunan-bangunan masa lampau yang berusia ratusan bahkan ribuan tahun lamanya. Bangunan yang paling terkenal yang berasal dari negara ini yaitu Piramida Giza yang dibangun di abad 26 SM, tempat para Firaun atau raja Mesir dimakamkan, menjadi salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia. Namun, di kunjungan hari pertama hari itu di kota Kairo, tempat pertama yang kami pijak adalah Citadel atau Benteng Saladin yang merupakan landmark kota Kairo. Berada di puncak bukit bernama bukit Mokattam yang terletak tak jauh dari pusat kota Kairo dimana kita bisa memandang keseluruhan kota Kairo yang  terlihat sangat indah dari atas Citadel. Konon, Benteng ini dibangun oleh Sultan Saladin atau lebih dikenal dalam sejarah kita bernama Sultan Salahuddin Ayyubi yang pada masa itu dibangun sebagai benteng pertahanan dari para musuh Mesir, dengan bebatuan yang diambil dari bukit Mokattam dan bukit sekitar.

Gaya TL kami, Ahmed Saber yang bersemangat menjelaskan detail sejarah Benteng Saladdin

Terdapat dua mesjid kuno dalam kompleks Citadel ini yaitu Masjid Muhammad Ali Pasha dan Masjid Al Nasir Muhammad Ibn Qalaun. Keduanya sama indah dengan ciri khas yang unik. Masjid Muhammad Ali  yang bergaya Ottoman atau Turki dibangun oleh Sultan Muhammad Ali Pasha untuk mengenang anaknya yang meninggal bernama Tusun Pasha. Diperhatikan secara seksama ternyata Masjid ini memiliki kemiripan dengan Masjid Blue Mosque atau masjid Sultanahmed Turki pada bagian interior dan hiasan-hiasan lampu yang terdapat dalam masjid.

Bagian tengah Masjid Muhammad Ali

Detail bola lampu yang mirip dengan Masjid Blue Mosque, Istanbul

Diantara mimbar / tempat penceramah berkutbah pada jaman dulu

Dikompleks yang berdekatan, Masjid Al-Nasir Mohammad Ibn Qalaun dibangun sebelum Masjid Muhmmad Ali Pasha oleh Al-Nasir Mohammad Ibn Qalaun. Lebih dikenal sebagai masjid Benteng karena bangunan ini berbentuk khas benteng, persegi dan dikelilingi tembok batu yang kokoh. Dibangun pada periode dinasti Bahri Mamluk.

Walau tak banyak, jika ingin membeli souvenir khas Cidatel atau khas Kairo, di depan masjid Muhammad Ali terdapat beberapa toko yang menjual aneka buah tangan atau  oleh-oleh untuk kerabat. Rata-rata souvenir dijual dari harga 5-10 pound ( 1 pound = Rp. 1,500)

Selain itu, terdapat pula dalam kompleks ini beberapa museum yaitu, Al Gawhara Palace Museum, Carriage Museum, Egyptian Military Museum dan Egyptian Police Museum.  Silahkan menjelajahnya suatu saat nanti karena saat itu museum dalam kondisi tutup dan kami belum berkesempatan mengunjunginya. Sebenarnya, waktu yang ada agak terbuang percuma karena kami tergoda untuk berfoto baju khas Mesir. Diantara kami antri untuk berganti kostum Cleopatra dan baju-baju khas Mesir lalu ambil pose foto di area Cidatel dengan bermodal 20 Pounds per pose . Sebagai catatan, hasil foto  pada saat grup kami tidak recommended ! Tidak bagus dan nampak seperti pemeran Nenek Lampir di film Brama Kumbara dengan rambut palsu Cleopatra yang lebih mirip rambut penyanyi Reggae.

:D
:D
Tidak heran, foto juga diambil tergesa-gesa dan asal jepret. Lalu kita menunggu cukup lama untuk hasil foto yang dicetak satu persatu dengan cara manual. Hehehe… yah jadi pelajaran berharga.  Next, lebih berhati-hati dan lihatlah hasil foto terlebih dahulu untuk memastikan bahwa foto kita cukup layak untuk cetak. Dan di panas matahari yang kian menyengat di suhu yang sejuk itu tak mematahkan semangat untuk memuaskan pandangan mata di atas puncak Citadel di depan Masjid Muhammad Ali. Sungguh mempesona keadaan seluruh kota Kairo dipandang dari  atas  sana. Terlihat pula masjid Madrasah Al Hasan yang terlihat agung dan antik. Jangan takut jatuh tertiup angin kencang yang berhembus, tembok batu yang kokoh sebagai pemisah ternyata cukup aman untuk dipijak dan diduduki.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun