Mohon tunggu...
Wahyu Pratama
Wahyu Pratama Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kedudukan Manusia dalam Islam

25 Juni 2019   22:36 Diperbarui: 28 Juni 2021   07:22 12304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kedudukan Manusia dalam Islam | freepik

Al-Quran memandang manusia sebagaimana fitrahnya yang suci dan mulia, bukan sebagai manusia yang kotor dan penuh dosa. Al-Quran justru memuliakan manusia sebagai makhluk surgawi yang sedang dalam perjalanan menuju suatu kehidupan spiritual yang suci dan abadi di negeri akhirat, meski dia harus melewati rintangan dan cobaan dengan beban dosa saat melakukan kesalahan di dalam hidupnya di dunia ini.

Al-quran pun mempunyai beberapa istilah untuk menunjukan pengertian manusia, seperti apa contohnya? Pertama, yaitu basyar. Kata basyar menunjuk pada pengertian manusia sebagai makluk biologis dalam QS Ali Imran : 47 . 

Kedua, yaitu al-insan. Kata al-insan dihubungkan dengan beberapa pengertian, pertama al-insan dihubungkan dengan khalifah sebagai penanggung amanah dalam QS Al-Ahzab :72, kedua al-insan dihubungankan dengan predisposisi negatif dalam diri manusia misalnya sifat keluh kesah, kikir dalam QS Al-Ma'arij :19-21 dan ketiga al-insan dihubungkan dengan proses penciptaannya yang terdiri dari unsur materi dan nonmateri menurut QS Al-Hijr :28-29. 

Baca juga: Konsep Manusia Menurut Descartes

Semua konteks al-insan ini menunjuk pada sifat-sifat manusia psikologis dan spiritual. Lalu yang ketiga, yaitu an-nas. Kata an-nas dalam al-quran mengacu kepada manusia sebagai makhluk social dengan karakteristik tertentu misalnya mereka mengaku beriman padahal sebenarnya tidak menurut QS Al-Baqarah : 8.

Manusia merupakan salah satu makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna, mengapa demikian? Manusia diciptakan dari tanah dengan bermacam-macam istilah yaitu turab ( tanah ), tanah kering ( thin ), dan lain-lain. 

Tentunya hal ini menunjukan bahwa fisik manusia berasal dari macam-macam bahan yang ada di dalam tanah menurut Al-Mu'minun 12-16 . Manusia dikaruniai akal dan pikiran oleh Allah SWT, akal dan pikiran tersebut yang akan menuntun manusia dalam menjalankan perannya.

Lalu apa keistimewaan manusia dibandingkan dengan makhluk lain ? Di banding makhluk lainnya, manusia mempunyai kelebihan. Kelebihan itu membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Salah satu kelebihan manusia adalah kemampuan untuk bergerak di darat, di laut maupun di udara. Sedangkan binatang hanya mampu bergerak di ruang yang terbatas. 

Walaupun ada binatang yang dapat hidup di darat dan di air, namun tetap saja mempunyai keterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia. Mengenai kelebihan manusia atau makhluk lain ada pada surat al-Isra ayat 70. 

Di samping itu manusia memiliki akal dan hati sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa al-Quran. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya. Oleh karena itu ilmunya manusia di lebihkan dari makhluk lainnya.

Baca juga: Konsep Manusia dalam Worldview Islam

Jika manusia lebih istimewa dari makhluk lainnya, tentu Allah SWT mempunyai tujuan dalam penciptaan manusia. Dalam hidup di dunia, manusia diberi tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Allah SWT di muka bumi, serta pengelolaan dan pemeliharaan alam tentunya. Manusia diciptakan tuhan untuk menjadi khalifahnya di bumi sangat jelas sebagaimana firman Alah SWT.

Selain untuk menjadi khalifah, manusia diciptakan oleh Allah agar ia beribadah kepada-Nya. Pengertian ibadah di sini tidak sesempit pengertian ibadah yang dianut oleh masyarakat pada umumnya, yakni kalimat syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji tetapi seluas pengertian yang dikandung oleh kata memperhambakan dirinya sebagai hamba Allah. Berbuat sesuai dengan kehendak dan kesukaan (ridha) Nya dan menjauhi apa yang menjadi larangan-Nya.

Setelah mengetahui tujuan penciptaan manusia, setiap manusia mempunyai fungsi dan peranannya. Peran yang hendaknya dilakukan seorang manusia sebagaimana yang ditetapkan Allah, diantaranya yaitu :

  • Belajar dari QS. An-Naml:15-16, QS. Al-Mukmin: 54 . Belajar yang dinyatakan pada ayat pertama surat Al-Alaq adalah mempelajari ilmu Allah yaitu Al-Quran
  • Mengajarkan ilmu menurut QS. Al-Baqarah:31-39 . Khalifah yang telah diajarkan ilmu Allah maka wajib untuk mengajarkannya kepada manusia lain. Yang dimaksud dengan ilmu Allah adalah Al Quran dan juga Al Bayan
  • Membudayakan ilmu menurut al Mukmin : 35  ; Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu agar membudaya. Seperti apa yang telah dicontohkan oleh Nabi SAW.

Kedudukan manusia yang dimaksud pada artikel ini adalah konsep yang menunjukkan hubungan manusia dengan Allah dan dengan lingkungannya. Hubungan manusia dengan allah adalah hubungan makhluk dengan khaliknya. Secara moral manusiawi manusia mempunyai kewajiban kepada Allah sebagai khaliknya, yang telah memberi kenikmatan yang tak terhitung jumlahnya.

Berdasarkan hadits Al-Lu'lu Uwal, kewajiban manusia kepada Allah pada garis besarnya ada 2 yaitu mentauhidkan-Nya, maksudnya yakni tidak memusyrikan-Nya kepada sesuatu apapun dan beribadat kepada-Nya. Orang yang demikian mempunyai hak untuk tidak disiksa oleh Allah, bahkan akan diberi pahala yang berlipat ganda. Kewajiban manusia terhadap Allah juga harus diimbangi dengan iman dan amal saleh. Oleh karena itu, kedudukan manusia dalam islam yang pertama yaitu manusia sebagai hamba allah.

Baca juga: Konsep Manusia "Plato"

Tidak hanya sebagai hamba Allah saja, kedudukan manusia dalam islam yang kedua yaitu manusia sebagai khalifah Allah. Seperti yang sudah di jelaskan pada ayat sebelumnya mengenai tugas manusia sebagai khalifah, tentunya manusia sebagai makhluk Allah mendapat amanat yang harus di pertanggung jawabkan di hadapan-Nya. 

Tugas hidup yang di pikul manusia di muka bumi sebagai tugas kekhalifahan, yaitu tugas kepemimpinan dan sebagai wakil Allah di muka bumi untuk mengelola dan memelihara alam. Penegasan ini mengisyaratkan adanya hubungan antara manusia dengan Tuhan.

Kedudukan manusia di muka bumi sebagai khalifah dan sebagai makhluk Allah, bukanlah dua hal yang bertentangan melainkan suatu kesatuan yang padu dan tidak terpisahkan. Kekhalifaan adalah ralisasi dari pengabdiannya kepada Allah yang yang telah menciptakan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun