Mohon tunggu...
wahyu widjoseno
wahyu widjoseno Mohon Tunggu... Asst RO

Everything Is Blur

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gangguan Refraksi, Gejala dan Penanganannya

10 Oktober 2025   16:34 Diperbarui: 10 Oktober 2025   16:34 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presbiopia kesulitan pada orang paruh baya dan lanjut usia untuk melihat objek dari jarak dekat. Dikarnakan seiring bertambahnya usia, lensa mata kehilangan elastisitasnya, kondisi ini membuat cahaya tidak dapat difokuskan dengan tepat pada retina.

Bisakah kelainan refraksi dicegah?

Karena disebabkan oleh bentuk mata yang tidak sempurna, maka kelainan refraksi pada mata tidak dapat dicegah. Terlebih jika memiliki keturunan kelainan refraksi. Ada pula yang terjadi pada orang dewasa, dimana awalnya tak punya masalah dengan penglihatan, namun bentuk lensa atau korneanya berubah seiring pertambahan usia. Ditambah dengan gaya hidup yang kurang mendukung kesehatan mata.Di sisi lain, orang yang sudah memiliki kelainan refraksi mata sejak lahir mempunyai risiko tingkatan kelainan refraksi yang terus bertambah dan jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi itu akan semakin mengganggu.

Penanganan Kelainan Refraksi, kelainan refraksi tentu sangat mengganggu aktifitas bagi yang mengalaminya. Oleh sebabnya kelianan refraksi ini dapat ditangani dengan berbagai metode, seperti :

  • Kacamata : Alat bantu penglihatan paling umum dan paling aman yang dapat digunakan untuk menangani kelainan refraksi.
  • Lensa kontak : Alat bantu penglihatan tanpa mengubah penampilan, tetapi memerlukan perawatan yang lebih ketat.
  • Operasi Refraktif (LASIK, PRK, atau LASEK) : Operasi ini bertujuan untuk memperbaiki bentuk kornea pada mata.
  • Lensa Intraokular (IOL) : Dalam kasus tertentu prosedur ini digunakan untuk menggantikan lensa alami mata.

Deteksi dini! Kenali Gejalanya!

Deteksi dini kelainan refraksi dapat dilakukan dengan mengenali gejalanya, sering menyipitkan mata, mengucek mata untuk fokus pandangan buram dan tegang pada mata, terutama pada anak-anak. Selain itu, penting untuk melakukan pemeriksaan mata secara rutin 6 bulan sekali ke dokter spesialis mata,skrining test yang ada di sekolah, atau berkunjung ke optik. Karena banyak anak tidak menyadari atau belum bisa menyampaikan keluhan pada penglihatan mereka.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun