Mohon tunggu...
Moh Wahyu Syafiul Mubarok
Moh Wahyu Syafiul Mubarok Mohon Tunggu... Part time writer, full time dreamer

No Sacrifices No Victories

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menyongsong Indonesia Emas 2045: Dari Bonus Demografi Menuju Bonus Ekologi dan Digital

25 September 2025   18:04 Diperbarui: 25 September 2025   18:04 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Generated by Dall-E

Pelajaran bagi Indonesia adalah pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) harus diposisikan bukan hanya sebagai simbol politik, tetapi sebagai pemicu konektivitas Nusantara. Hal ini mencakup tol laut, pemerataan digital (akses internet cepat ke desa-desa), serta desentralisasi pendidikan dan riset ke wilayah timur.

Dengan strategi ini, pembangunan tidak hanya berfokus pada pusat (Jakarta/IKN), tetapi menjadi jejaring pertumbuhan wilayah yang merata. Evaluasi terbaru menegaskan bahwa pemindahan ibu kota harus memperhitungkan aspek keberlanjutan, risiko lingkungan, serta biaya sosial-ekonomi agar tidak mengulang masalah ketimpangan yang dialami Jakarta (Zainal et al., 2025).

Selain itu, keberhasilan pembangunan IKN juga bergantung pada keterhubungan dengan kawasan industri dan pelabuhan, sebagaimana ditunjukkan oleh studi kasus Sorong yang menegaskan peran integrasi industri dan pelabuhan dalam mendorong pembangunan wilayah berkelanjutan (Widodo et al., 2025).

Pemerataan digital dan infrastruktur manusia terbukti menjadi faktor kunci dalam mendukung industrialisasi dan pencapaian SDGs (Afrianti et al., 2025). Di sisi lain, persepsi publik yang beragam terhadap pembangunan IKN. Hal ini tercermin dari analisis sentimen masyarakat di media sosial yang harus dijadikan masukan penting agar pembangunan berjalan inklusif dan berlandaskan prinsip gotong royong serta sila ke-5, yakni keadilan sosial (Sa'diyah et al., 2025).

Kesimpulan

Visi Indonesia Emas 2045 adalah cita-cita besar yang hanya dapat terwujud jika pembangunan tidak terjebak pada pertumbuhan ekonomi semata, melainkan transformasi struktural. Dari pembahasan di atas, terdapat empat pilar utama:

  • Bonus demografi yang diarahkan menjadi bonus ekologi, dengan generasi muda dipersiapkan sebagai tenaga kerja hijau dan digital.
  • Etika digital dan AI berbasis Pancasila, untuk memastikan kedaulatan data, literasi digital, dan penggunaan teknologi yang berkeadilan.
  • Ekonomi syariah 4.0 sebagai arus utama, memadukan prinsip keadilan syariah dengan teknologi modern demi stabilitas dan identitas ekonomi global Indonesia.
  • Konektivitas Nusantara yang merata, menjadikan IKN dan pembangunan infrastruktur sebagai pemicu keadilan antarwilayah.

Pelajaran dari sejarah Indonesia dan pengalaman negara maju menunjukkan bahwa keberhasilan bukan hanya soal pertumbuhan PDB, tetapi tentang keberlanjutan, pemerataan, dan kedaulatan bangsa. Indonesia Emas 2045 akan tercapai bila bangsa ini mampu menyeimbangkan pembangunan ekonomi dengan nilai-nilai hijau, etika digital, dan keadilan sosial yang berpijak pada jati diri bangsa.

Daftar Pustaka

Afrianti, N. L., Syafitri, S., Anisa, M., & Bintang, K. I. (2025). Analysis of human capital for infrastructure development relation to industrialization in Indonesia. Optimum: Jurnal Ekonomi & Pembangunan, 14(2).

Afrina, C., Zulaikha, S. R., & Jumila, J. (2024). The low level of digital literacy in Indonesia: An analysis of online media content. Record and Library Journal, 10(2).

Al Waroi, M. N. A. L., Subroto, A., & Supriyadi, I. (2025). Indonesia's demographics in the digital era: Opportunities and challenges towards a Golden Indonesia 2045. Asian Journal of Engineering, Social and Health, 4(1).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun