Bakalan, [03/02/25] – Wahyu Prasetiyo Wibowo, mahasiswa dari jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (Undip) Tahun 2025, melakukan pendampingan kepada perangkat Desa Bakalan dalam pembuatan pemetaan dasar batas administrasi desa. Program ini bertujuan untuk membantu perangkat desa dalam memahami konsep pemetaan wilayah, teknik penggunaan teknologi pemetaan digital, serta penyusunan peta batas desa yang lebih akurat dan berbasis data.
Pendampingan dalam Penyusunan Peta Administrasi Desa
Kegiatan pendampingan ini diawali dengan sosialisasi kepada perangkat desa mengenai pentingnya pemetaan batas administrasi yang jelas dan terstruktur. Mahasiswa KKN menjelaskan bahwa batas administrasi desa memiliki peran penting dalam berbagai aspek, seperti perencanaan pembangunan, pengelolaan aset desa, hingga penyelesaian potensi konflik wilayah antarwarga atau desa tetangga.
Dalam sesi pelatihan, mahasiswa KKN memberikan pemahaman mengenai metode pemetaan dasar, termasuk teknik pengumpulan data spasial, serta penggunaan software QGIS untuk pemetaan berbasis teknologi Geographic Information System (GIS). Para perangkat desa juga diperkenalkan dengan berbagai alat bantu pemetaan, seperti citra satelit, yang dapat digunakan untuk melihat batas fisik demi meningkatkan akurasi dalam menentukan batas wilayah.
Tantangan dan Solusi dalam Pemetaan Batas Administrasi
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa KKN dan perangkat desa menghadapi beberapa tantangan, seperti perbedaan data administrasi lama dengan kondisi terkini di lapangan. Beberapa batas desa mengalami perubahan akibat perkembangan pemukiman atau penggunaan lahan yang bergeser. Selain itu, tidak semua perangkat desa memiliki keterampilan dalam penggunaan teknologi pemetaan digital, sehingga memerlukan pendampingan yang lebih intensif.
Untuk mengatasi hal ini, mahasiswa KKN mengadakan sesi pelatihan tambahan dan menyediakan panduan pemetaan dalam bentuk modul yang dapat digunakan perangkat desa secara mandiri.
Manfaat dan Dampak Program bagi Desa Bakalan