Mohon tunggu...
wahyuning fatimah
wahyuning fatimah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Dwiminggu Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi

12 September 2022   21:40 Diperbarui: 12 September 2022   21:46 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

12 September 2022

Minggu kemarin adalah minggu yang melelahkan. Pasalnya setelah gagal merekam kegiatan desiminasi budaya positif karena memory hp yang full dan bingung harus menghapus data yang mana, alhasil saya beli hp lagi untuk memfasilitasi tugas yang harus diselesaikan segera. Belum lagi mempersiapkan modul pembelajaran Bahasa Indonesia yang saya mencoba untuk membuat skenario pembelajaran berdiferensiasi sebagaimana yang telah saya pelajari di modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi.

Selama ini, saya hanya memahami direfensiasi pembelajaran pada produk. Tak berfikir bahwa dengan jumlah 36 murid/kelas artinya kita memiliki 36 kebutuhan murid yang berbeda, minat belajar yang beragam, dan gaya belajar yang beragam. Sebelumnya saya sering melakukan diferensiasi produk dalam pembelajaran. Memerdekakan murid dalam menghasilkan produk akan lebih disukai oleh murid daripada kita sendiri yang menentukan. Disamping kita akan lelah sendiri juga akan menguras waktu yang cukup lama jika murid belum berminat atas produk yang kita harapkan.

Dalam sesi pembelajaran selama satu minggu terakhir ini, calon guru penggerak angkatan 5 disajikan modul 2.1 tentang memenuhi kebutuhan belajar murid  melalui pembelajaran berdiferensiasi. Banyak hal yang baru saya pelajari dalam modul ini, diantaranya:

 1.  Aspek kebutuhan belajar murid yang terdiri dari kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid. Sebagai guru, kita harus menyiapkan murid sebaik mungkin akan pembelajaran yang kita lakukan agar dia memiliki daya pikat dan memiliki effort agar tujuan pembelajaran terselesaikan.  Kesiapan belajar murid diketahui setelah kita melakukan asesmen diagnostik kepada para murid baik asesmen diagnostik kognitif maupun asesmen diagnostik non kognitif.  Hasil dari asesmen tersebut bisa kita jadikan acuan strategi pembelajaran.  Kesiapan belajar murid bukan tentang IQ seorang murid namun lebih kepada pengetahuan apa yang sudah mereka miliki yang nantinya akan disesuaikan dengan kemampuan yang akan dimiliki.

Tujuan melakukan identifikasi atau pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajar adalah untuk memodifikasi tingkat kesulitan pada bahan pembelajaran, sehingga dipastikan murid terpenuhi kebutuhan belajarnya (Joseph, Thomas, Simonette & Ramsook, 2013: 29).

 2. Diferensiasi pembelajaran berbentuk tiga macam
 a. Diferensiasi konten,
 b. Diferensiasi proses, dan
 c.  Diferensiasi produk.

 3. Penilaian dalam pembelajaran berdiferensiasi yang disesuaikan dengan kebutuhan murid ada tiga macam, yaitu
 a. Asesmen for learning, yaitu penilaian yang dilakukan pada proses pembelajaran, sebagai dasar dalam proses perbaikan pembelajaran. Asesmen for learning berfungsi sebagai asesment formatif.
b. Asesmen as learning, yaitu penilaian yang dilakukan pada proses pembelajaran dan melibatkan murid secara aktif. Asesmen as learning juga berfungsi sebagai asesmen formatif.
c. Asesmen of learning, yaitu penilaian yang dilakukan setelah pembelajaran. Berfungsi sebagai asesmen sumatif.

Dapat disimpulkan bahwa implementasi dari pembelajaran berdiferensiasi adalah kurikulum merdeka yang sedang dikembangkan di Indonesia pada pendidikan abad 21.

Dengan memahami semua konsep ini, saya berharap mampu mengimplementasikannya dalam pembelajaran di kelas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun