Dalam hasil survei tersebut, ada 5 calon presiden yang memiliki elektabilitas tinggi. Peringkat pertama masih diduduki oleh Presiden Jokowi, disusul Prabowo. Kemudian Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Gatot Nurmantyo, dan yang terakhir Anies baswedan.
Di antara kelima nama di atas, sosok yang mendekati ciri-ciri seperti yang diramalkan Hendropriyono, agaknya jatuh pada Jokowi. Selain masih muda, prestasi Jokowi dari tataran terendah hingga tertinggi memang tak bisa dipungkiri. Mulai dari Walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta hingga Presiden, kinerjanya terbilang sukses dan cukup memuaskan mayoritas masyarakat Indonesia.
Kemudian, selain presiden, yang lebih menarik dari ramalan Hendropriyono adalah tentang sosok wakil presiden. Pasalnya, belakangan banyak tokoh mulai bermunculan. Sebut saja Cak Imin. Ketum PKB ini terlihat begitu getol berkampanye, menawarkan diri ingin menjadi pendamping Jokowi di 2019 nanti. Namun sayang, nama Cak Imin tidak masuk 5 besar. Elektabilitasnya hanya mentok di peringkat 10. Di bawah Sri Mulyani, Tito Karnavian, Surya Paloh dan Puan Maharani.
Sedangkan 5 nama yang memperoleh dukungan tertinggi untuk mendapingi Jokowi di Pilpres 2019 mendatang, yakni Jusuf Kalla, AHY, Gatot Nurmantyo, Hary Tanoesoedibjo dan Wiranto.
Dari nama-nama 5 besar Cawapres di atas, andai ramalan Hendropriyono terkait presiden 2019 benar adalah Jokowi, maka pertanyaannya, siapakah sosok pendaping Jokowi yang sesuai, mendekati dan paling mirip dengan ramalan Hendropriyono tersebut?Masih muda, Internasionalis, dan banyak memiliki pengalaman di bidang perdagangan.
Mari kulik satu persatu.
Pertama,Jusuf Kalla (JK). Soal pengalaman ekonomi dan perdagangan internasional seperti yang diramalkan Hendropriyono, JK memang memiliki semua ciri-ciri ini. Selain politisi, ia memang merupakan pengusaha kaya raya.
Namun, seperti yang telah kita ketahui bersama, beberapa waktu lalu Jusuf Kalla telah mengeluarkan statement, bahwa dirinya ingin istirahat dan tidak akan kembali maju di Pilpres 2019 mendatang.
Kedua,Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Latar belakang putera dari Presiden Republik Indonesia keenam ini adalah militer. Jabatan terakhir AHY adalah Komandan Batalyon Infanteri mekanis 203/Arya Kemuning (AK). Namun, sebelum naik pangkat menjadi Letnan Kolonel (Letkol), ia memilih mengundurkan diri lantaran menjadi Calon Gubernur DKI Jakarta beberapa waktu lalu.
Meski menduduki peringkat kedua dari hasil survei SMRC sebagai pendamping Jokowi di Pilpres 2019, namun latar belakang AHY sangat jauh dengan ramalan Hendropriyono. Bahkan tidak ada satu pun ciri-ciri yang mirip.
