Bajiminasa, 25 Juli 2025 -- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Hasanuddin Gelombang 114 yang ditempatkan di Desa Bajiminasa, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, melaksanakan program edukatif bertema kesehatan dengan fokus pada penyuluhan pencegahan pernikahan dini. Kegiatan ini berlangsung di SMP Negeri 39 Bulukumba dan diikuti oleh 24 siswa. Program ini menjadi langkah konkret untuk memberikan pemahaman lebih mendalam mengenai bahaya pernikahan dini yang erat kaitannya dengan munculnya kasus stunting pada anak.
Dalam penyuluhan yang dilaksanakan sejak 25 Juli 2025, mahasiswa menekankan bahwa kegiatan ini tidak hanya memberikan teori, tetapi juga membekali siswa dengan kesadaran pentingnya menunda pernikahan hingga matang secara fisik, mental, dan ekonomi. Dengan demikian, para remaja diharapkan mampu menjaga kesehatan reproduksi sejak dini sekaligus menghindari risiko gizi buruk yang dapat menimpa generasi berikutnya.
Pihak sekolah menyambut positif kegiatan ini. Salah seorang guru SMPN 39 Bulukumba menyampaikan apresiasinya terhadap program KKN-T Unhas. "Kami merasa terbantu dengan adanya program ini. Mahasiswa menghadirkan materi yang relevan dan dekat dengan kehidupan remaja, terutama tentang risiko pernikahan dini yang dapat berdampak pada lahirnya generasi dengan masalah gizi. Edukasi ini penting sebagai bekal anak-anak menghadapi masa depan," ujarnya.
Suasana penyuluhan berjalan interaktif. Para siswa tampak antusias menjawab pertanyaan seputar dampak pernikahan dini terhadap kesehatan ibu, perkembangan anak, serta hubungannya dengan stunting. Untuk menambah semangat, mahasiswa KKN menyisipkan permainan edukatif berupa kuis kelompok mengenai dampak pernikahan dini dan stunting. Riuh semangat siswa terdengar ketika setiap kelompok berkompetisi memberikan jawaban terbaik, sementara teman-teman lain memberikan dukungan penuh.
Permainan edukatif tersebut bukan hanya membuat kegiatan semakin menyenangkan, tetapi juga melatih kerja sama tim, rasa percaya diri, serta keterampilan berpikir kritis. Sebagai bentuk apresiasi, mahasiswa menyiapkan hadiah sederhana untuk kelompok pemenang, sekaligus hadiah hiburan bagi kelompok lain agar semua peserta merasa dihargai. Salah seorang siswa mengungkapkan kegembiraannya karena materi yang disampaikan terasa lebih mudah dipahami melalui pendekatan interaktif. Guru pendamping pun memberikan apresiasi atas kreativitas mahasiswa yang berhasil menghadirkan suasana belajar yang menarik sekaligus bermakna.
Hartina Zahra Maulya, penanggung jawab program, berharap penyuluhan ini dapat memberi dampak jangka panjang bagi para siswa. "Melalui program Pencegahan Pernikahan Dini sebagai Upaya Mengurangi Risiko Stunting di Usia Anak, kami ingin siswa tidak hanya memahami bahaya pernikahan dini, tetapi juga memiliki pola pikir sehat, bertanggung jawab, serta berani merancang masa depan yang lebih baik," jelasnya
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI