"Benar, Bu Wiji. Kita harus ajari mereka bahwa kesalahan adalah bagian dari belajar. Bukannya tidak boleh salah, tapi bagaimana mereka bisa belajar dari kesalahan itu. Kalau kita terus menekan mereka, mereka bisa merasa tidak berharga atau bahkan takut pada kita sendiri," jelas Bu Ratna panjang lebar.
Mang Wahyu yang sejak tadi menyimak tersenyum kecil. "Bu Ratna memang beda, ya. Pantas anaknya pinter banget, suka baca buku juga kan? Jangan-jangan doyan makan buku nih, hahaha!"
Bu Ratna tertawa. "Waduh, Mang, bukannya makan buku, tapi memang kami sekeluarga suka baca. Itu juga kebiasaan dari kakek saya dulu."
Obrolan itu membuat ibu-ibu lain tertawa, tetapi juga merenung.
"Jadi sebenarnya yang salah siapa, Bu? Kang Dedi?" tanya Bu Wiji ragu-ragu.
"Aku nggak bilang Kang Dedi salah, Bu Wiji," jawab Bu Ratna lembut. "Setiap kebijakan punya sisi baik dan buruknya. Kita sebagai orang tua harus melihat konteksnya, bukan sekadar ikut tren."
"Eh tapi, Jeng, kembali ke Kang Dedi tadi ya," timpal Bu Tuti. "Kayak nggak salah Kang Dedi juga, toh. Anak-anak nakal yang dibawa ke barak itu pun juga atas persetujuan dari orang tua wali, terus atas persetujuan anak juga, loh. Mereka juga diberi pemahaman sebelumnya. Jadi menurutku sih, kalau kita cuma sekadar menakut-nakuti tanpa alasan dan pemahaman, itu yang salah. Wong Kang Dedi aja ngasih pemahaman dulu ke keluarga yang bersangkutan sebelum anaknya dibawa ke barak militer."
"Iya, sih. Kalau dipikir-pikir, kadang kita sendiri yang suka kebawa perasaan lihat video kayak gitu," sahut Bu Yuni, mengangguk setuju.
Bu Ratna hanya tersenyum. "Memang kita harus hati-hati, Bu. Jangan sampai emosi sesaat atau tren di media sosial mengalahkan akal sehat kita sebagai orang tua."
Ibu-ibu pun menyelesaikan belanja mereka dengan pikiran yang mulai terbuka. Namun, saat hendak membayar, terdengar suara serentak dari Bu Wiji, Bu Yuni, dan Bu Tuti, "Ngutang dulu ya, Mang Wahyu!"
Mang Wahyu hanya bisa geleng-geleng kepala sambil mengeluh, "Waduh, ibu-ibu ini yang seharusnya dibawa ke barak militer."