Mohon tunggu...
Wahyu Chandra
Wahyu Chandra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan blogger

Jurnalis dan blogger, tinggal di Makassar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Senjakala Perahu Pinisi

11 Maret 2018   04:54 Diperbarui: 11 Maret 2018   08:46 1202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keuntungan dari perahu pesanan pemerintah biasanya tak banyak karena telah melalui banyak tangan sebelum sampai ke dirinya atau pembuat perahu lain. Bahkan bisa mencapai setengah dari harga perahu yang sebenarnya. Jika tak bersepakat dengan harga perahu yang ditawarkan maka proyek itu akan ditawarkan ke pembuat perahu yang lain. Perahu pesanan pemerintah juga biasanya memiliki spesifikasi atau model tersendiri sehingga para pembuat perahu tidak bisa berkreasi sesuai dengan pengetahuannya selama ini.

Keuntungan baru banyak ketika pemesannya adalah wisatawan dari luar negeri, yang  biasa  berasal dari Inggris, Amerika Serikat dan Perancis. Mereka rela membayar lebih mahal dengan kualitas yang lebih baik.

"Kalau pesanan bule-bule itu biasanya kita bisa untung banyak karena pesanan ukuran besar dan tidak begitu peduli dengan harga. Cuma saya belum pernah membuat perahu untuk mereka. Paling saya bikin perahu untuk ukuran sedang dan kecil saja."

Harga sebuah perahu sendiri bermacam-macam sesuai ukuran dan pada kesepakatan. Bisa dalam bentuk komplit hingga tahap pengecatan. Kadang tukang hanya menyiapkan kayu, sementara baut dan peralatan dan kelengkapan lainnya disiapkan oleh pemesan. Untuk mesin biasanya tidak termasuk dalam kesepakatan pekerjaan.

Sebuah perahu Pinisi ukuran besar bisa seharga Rp 700 juta Rp 2 miliar. Sementara untuk perahu-perahu kecil nilainya sekitar belasan atau puluhan juta.

***

Basri sudah menjalani profesi sebagai pembuat perahu Pinisi sejak 30 tahun lalu, ketika usianya masih sangat belia. Awalnya ia ikut magang pada pamannya, setelah mampu membuat perahu ia pun membuat usaha sendiri.

"Dulu saya sempat merantau, tetapi kemudian ada yang mengajak kerja sama bikin usaha perahu, jadi saya pulang kembali ke sini bikin usaha sendiri." 

Ada sebuah tradisi tersendiri bagi pembuat perahu Pinisi terkait jenjang pekerjaan. Seorang yang baru mau belajar biasanya akan memulai kariernya sebagai tukang masak (dapur). Tugasnya menyiapkan semua kebutuhan konsumsi pekerja sambil sesekali bertanya atau memperhatikan detail-detail pekerjaan. Setelah itu ia akan naik jenjang sebagai tukang bor, sebelum akhirnya menjadi tukang. 

"Cuma sekarang memang tidak semua seperti itu lagi. Ada yang bisa langsung jadi tukang, yang penting dianggap sudah mampu."

Pengetahuan Basri adalah hasil pembelajaran bertahun-tahun dari sebuah tradisi yang diwariskan secara turun temurun. Misalnya dalam hal pembuatan perahu itu sendiri ternyata memiliki urutan pengerjaan tersendiri. Dimulai dari tulang tengah yang disebut lunas,sebelum akhirnya ke bagian perahu yang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun