Mohon tunggu...
Wahyu PurnomoAji
Wahyu PurnomoAji Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan Pemerhati masalah Sosial dan Lingkungan Hidup

Komunitas Guru Kebinekaan YCG Jakarta, Pendidik di SMK Fransiskus 1 YSF Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Wanita Berpakaian Serba Hitam Itu Ternyata Teman Bayanganku

8 Mei 2021   20:20 Diperbarui: 8 Mei 2021   21:55 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya penasaran dengan wanita itu terkadang mobil saya pacu kecepatan tinggi dia juga ikut ngebut mengikuti dari belakang, terkadang sengaja mobil saya jalankan pelan-pelan eh dia juga mengurangi kecepatan motornya dan berjalan pelan-pelan di belakang kami.

Beberapa saat berlalu kami tiba di sebuah kota kecil, karena saya sudah tidak tahan dengan rasa kantuk mobil saya pinggirkan disisi sebelah kiri dekat dengan SPBU untuk parkir pada jalan yang lebar dan kamipun tidur dengan pulasnya. Saya tidak memperhatikan lagi tentang sosok misterius pengendara motor sport dengan pakaian serba hitam yang mengikuti mobil kami tadi, pikirku ah dia bukan siapa-siapa dan saya juga tidak ada kepentingan dengannya.

Baru beberapa menit saya memejamkan mata tiba-tiba terdengar suara pada pintu mobilku ada yang mengetuk, saya lihat sosok misterius yang tadi berpakaian serba hitam, sarung tangan, jaket dan celana panjang serta sepatu serba hitam ketat, dia melepas helm hitamnya dan saya lihat rambut terurai panjang, oh ternyata dia seorang wanita dengan kulit bersih. Kuturunkan kaca mobil saya hendak menanyakan alasan mengapa dia membangunkan kami, tetapi dia sudah menyapa duluan dan menyentuh pundakku dengan tangan kirinya.

"Perkenalkan nama saya Laras, saya tahu Bapak dari Rembang menuju kota Yogyakarta kan?" sapanya dengan lembut tapi raut wajahnya terlihat datar tanpa ada tekanan emosional meskipun tatapan matanya tajam seperti burung rajawali.
"Lho kok mbak tahu tujuan perjalanan kami" sahutku.
"Oh itu tidak terlalu penting, yang terpenting saat ini bagaimana supaya perjalan kita lancar dan cepat sampai tujuan" jawabnya spontan seolah-olah sudah kenal saya begitu lama.

Saya hanya terdiam sejenak, saya rasakan ada aroma harum bunga melati dan hembusan udara dingin yang tidak seperti biasanya...
Dalam situasi diam wanita misterius itu melanjutkan pembicaraan untuk memecahkan keheningan kami, "Kalau Anda mau silahkan mengikuti motor saya dari belakang, di depan ada pertigaan nanti kita ambil jalan arah ke kanan"

Wanita itu menempelkan kedua tangannya dengan sikap membungkuk seperti memberi hormat padaku, mirip dengan film-film cerita legenda kuno wanita Jepang yang begitu sopan dan bersahaja.
Aneh seperti terkena hipnotis mata saya yang tadinya susah dibuka tiba-tiba terbelalak dan saya hanya mengangguk tanda setuju. "Baiklah akan saya coba mengikuti Anda dari belakang" jawabku singkat.
Saya berguman dalam hati siapakah sosok wanita misterius ini setahuku tidak ada jalan tembus di daerah sini dan pada aplikasi google map saya tidak menemukan.
Saya hanya mengikuti hati nurani saja, sesuai dengan pengalaman saya kalau dia bermaksud jahat atau orang tidak baik biasanya suara hati atau batin saya akan mengatakan yang sesuai yaitu menghidari, menolaknya atau mengikutinya.

Saya starter mobil dan kulihat dari kaca spion dia juga menghidupkan motornya serta merta kami jalan beriringan, tiba di pertigaan yang dimaksud dia berhenti sejenak dan menemui saya, dia berpesan agar selama dalam perjalanan saya mematikan aplikasi google map serta  membuka dan menurunkan kaca pintu mobil saya.
Sebenarnya ada rasa penasaran dengan alasan tersebut, tapi entah kenapa saya mengikuti saja keinginannya.

Sudah sekitar 2 kilometer kami memacu kendaraan saya lihat di speedometer kecepatan rata-rata 60 km per jam, anehnya selama dalam perjalanan yang kami lalui tidak pernah sekalipun berpapasan dengan pengendara lainnya padahal jalan tersebut cukup lebar untuk dilalui dua atau tiga mobil meskipun kadang ada jalan yang agak menyempit yang hanya bisa dilalui dua mobil saja.

Terkadang dalam beberapa simpangan  wanita itu berhenti seolah-olah dia sedang mengingat-ingat jalan yang pernah dilaluinya, tangannya kadang ikut bergerak menunjuk arah ke kiri atau ke kanan, saya heran padahal disitu tidak ada siapa-siapa tapi seolah-olah dia bertanya pada orang lain...

Kurang lebih 20 km perjalanan kami tibalah pada sebuah dusun kecil wanita itu berhenti cukup lama karena ada perempatan di depan kami, di kanan kiri jalan terdapat perkampungan yang hampir samuanya beratap rumbia dan dindingnya juga dari bilik bambu sungguh suasana penuh misteri apalagi penerangan mereka masih menggunakan lampu minyak saya jadi teringat masa silam sekitar tahun 1970 an, hampir seperti itu situasinya karena belum ada penerangan lampu listrik dari PLN.

Tangan kiri wanita itu menunjuk ke arah kiri seolah-olah dia tahu jalan yang tepat, yang membuat saya heran kenapa jalan yang kami lalui tidak beraspal maupun dicor semen  seperti jalan pada umumnya tetapi hanya tanah kering, anehnya tidak berdebu meskipun kami pacu kendaraan dengan kencang, hanya terpaan angin sepoi-spoi lembut saja serta aroma khas semak perdu dan bunyi serangga malam seperti melewati tengah-tengah hutan lebat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun