Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kamu, adalah Ayah Sempurna yang Membuatku Iri sebagai Ibu

12 November 2020   17:19 Diperbarui: 12 November 2020   17:23 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pixabay.com

Dear Kamu, yang telah menikah denganku dan hidup bersama mengarungi dunia ini sekian tahun lamanya: Ayah dari anak-anakku.

Ada banyak hal, baik buruk, suka duka, bahagia sedih, yang telah terangkum dalam perjalanan selama kamu bersamaku. Kadang tersenyum, manyun, cemberut, terbahak, serius, marahan, lalu tak berbicara beberapa lamanya tapi tak pernah lama, terus kangen, lalu damai, lalu ternyum kembali, ceria. Lucu jika diingat kembali.

Ada banyak cerita. Yang bisa terekam selama ini. Kita ini kadang seperti musuh, tetapi tetap cinta dan berbagi. Kadang seperti sahabat, yang enak diajak ngobrol dan bercerita. Jika romantis datang, hangatnya melebihi tungku api. Gitu ya, yang tiap hari bertemu bahkan setiap saat, jika berjauhan, waktu akan terasa berjalan lambat. Padahal jika dekat kadang disebelin.

Di Hari Ayah Nasional kali ini, aku ingin mengungkapkan hal-hal yang membuatku iri padamu sebagai ayah. Camkan itu ya. Aku merasa tertantang sekaligus merasa cemburu. Hahaha...

Ada 4 hal yang membuatku iri padamu sebagai ayah.

1. Mirip Ayahnya

Ketika lahir anak kita yang pertama. Banyak saudara dan kerabat yang menengok. Mereka bilang, "Aduh, mirip ayahnya!" Huh, padahal aku kan yang melahirkannya? Bersusah payah mengandung selama sembilan bulan, membawanya ke sana kemari. Kok mereka bilang mirip ayahnya. Lalu aku dapat apa? 

Ya, ya. Bahagiamu melebihi apapun. Menyambut datangnya buah hati dengan azan pertama kali buatnya. Tak terasa titik air mata menetes di pipimu menahan haru. Kamu merasa lebih sempurna dengan kelahirannya. 

Tak pernah merasa penat membantu mengurus bayi kita, meskipun baru saja datang dari tempat kerja. Bagimu, buah hati adalah sesuatu hal baru. Kamu menikmati betul proses sebagai ayah. Kamu adalah ayah yang baik.

Lalu beberapa tahun kemudian, lahir kembali buah hati kedua. Kerabat dan saudara menengok. Mereka bilang, "Aduh, mirip banget sama Ayahnya." Tuh kan? Bagaimana aku tidak iri padamu coba? Dua kali mereka bilang anak kita mirip kamu. Lalu aku dapat apa?

2. Lebih "Ngerock" saat Mengasuh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun